ekonomi, Krisis, Kronik, Peradaban

Ketika Uang Menguasai Dunia


istock

Adalah sebuah kebodohan bahwa terjadinya resesi dan depresi ekonomi itu merupakan sesuatu yang natural dan bagian dari siklus ekonomi biasa. Para ekonom sebenarnya sedang membohongi kita, melalui data dan analisis ekonomi, yang seolah tak terbantahkan. Sebab realitasnya adalah semua by design. Kenaikan suku bunga The Fed misalnya, buka hanya sebuah respon terhadap kenaikan inflasi di Amerika. Akan tetapi itu menjadi alasan untuk memanipulasi uang yang beredar, dimana muaranya adalah memastikan semakin banyak kekayaan yang ditransfer dari rakyat ke tangan mereka. Sehingga, peran The Fed dan kehadirannya  merupakan metamorfosis dari perdagangan uang di zaman dulu.

Sehingga tidak banyak yang tahu bahwa gonjang-ganjing bahkan keruntuhan ekonomi suatu negara itu, tak terkecuali Indonesia, selain lemahnya ekonomi sebuah negara itu sendiri, yang disebabkan oleh ketidakmampuan mengelola negara, namun lebih dari itu maka sebenarnya semua sudah di atur dan ada yang mengatur oleh para bandit ekonomi. Setidaknya itu yang dikatakan oleh John Perkins dalam bukunya Confessions of an Economic Hit Man.

Menurut bukunya tersebut, tugas Perkins adalah meyakinkan pemimpin politik dan finansial negara berkembang untuk berutang besar dengan institusi seperti Bank Dunia (World Bank), IMF dan USAID. Setelah tidak bisa membayar, negara tersebut dipaksa tunduk terhadap tekanan politik dari Amerika Serikat mengenai berbagai masalah. Perkins menyatakan bahwa negara-negara berkembang dinetralkan secara politik, lalu jurang antara orang kaya dengan miskin diperlebar, dan ekonomi negara-negara tersebut dirusak untuk jangka panjang. Continue reading “Ketika Uang Menguasai Dunia”

ekonomi, Entrepreneurship, Peradaban

Catatlah Utangmu !


angkaberita

Seharian saya menemani anak bontot yang sedang muraja’ah dan setor hafalan al Qur’an. Akhwat, baru kelas 5 SD, kebetulan sedang menghafalkan juz 3, di surat al-Baqarah ayat 282. Dalam mus’af Madinah, itu berada pada lembar ke-48, satu halaman penuh berisi satu ayat. Dia bilang,”kok panjang banget ayatnya, satu halaman”. Saya mencoba menerangkan sekilas bahwa itu ayat yang memerintahkan pencatatan terutama terkait utang-piutang.

Saya menjelaskan bahwa, pinjam-meminjam harta atau utang-piutang merupakan salah satu jenis muamalah yang kerap dijumpai dalam kehidupan bermasyarakat. Dan secara syariah itu diperbolehkan, sehingga perlu di atur. Terkait dengan itu Islam sebagai agama yang sempurna, juga mengatur perkara utang-piutang ini dengan rinci, baik itu melalui nash Al-Quran maupun hadis. Dalam konteks ini kita akan membahas Surat Al Baqarah ayat 282, yang merupakan salah satu ayat Al-Quran tentang utang-piutang, kewajiban mencatat transaksi dan harus adanya saksi.

Sebagaimana kita pahami bahwa utang-piutang adalah menyerahkan harta atau suatu benda kepada seseorang yang harus dikembalikan di masa mendatang. Ketika harta-benda itu dikembalikan, kondisinya harus dalam keadaan tetap dan tidak berubah. Continue reading “Catatlah Utangmu !”

ekonomi, entrepreneur, technopreneur, Entrepreneurship, organisasi, Peradaban

Work From Anywhere


bos.com

Pandemi COVID-19 mengantarkan popularitas kebijakan pekerjaan dari mana saja. Meninggalkan atau setidaknya mereduksi work from office (WFO) yang sudah biasa. Dimulai dari work from home (bekerja dari rumah), di saat awal-awal pandemi berlangsung. Selanjutnya belakangan memunculkan istilah baru, lebih dari bekerja dari rumah (WFH), tetapi adalah work from anywhere/WFA (bekerja dari mana saja). Sehingga karyawan dapat memilih lokasi dari mana mereka bekerja, baik di dalam atau di luar negara tempat perusahaan mereka terutama berada.

Meskipun pada awalnya merupakan solusi sementara untuk menangani krisis kesehatan global akibat pandemi, ternyata fleksibilitas pekerjaan dari mana saja, menjadi kebiasaan dan addict, dampaknya semakin banyak permintaan untuk memilih opsi WFA ini.  Sehingga manajer sekarang bertanya pada diri sendiri bagaimana mereka harus menyesuaikan lingkungan kerja mereka dengan kebutuhan karyawan mereka.

Dan hal ini sebenarnya, sudah disinyalir sejak sebelum pandemi dengan istilah digital nomad. Yang menjelaskan bahwa pekerjaan sekarang itu -pada jenis pekerjaan tertentu- dapat dilakukan di mana saja. Tanpa kemudian dibatasi oleh tempat dan jam kerja tertentu. Bukan time based oriented, tetapi target and result oriented. Intinya, nggak peduli dikerjakan dimana saja dan kapan saja, asalkan pekerjaan diselesaikan dengan baik dan tepat waktu yang ditentukan. Dan hal seperti ini, memang sangat disukai oleh generasi Y dan Z. Continue reading “Work From Anywhere”

ekonomi, Peradaban, Politik.

Harga Melambung Hingga Tujuh Puluh Dua Persen


Pagi ini (9/6/2022)  media sosial, disesaki sebuah posting yang berisi daftar belanja, yang berjudul laporan dari dapur. Di group WA dan beberapa platform media sosial, ternyata juga ramai. Sebagaimana gambar di atas. Yaitu berupa daftar beberapa kebutuhan dapur yang di tulis dengan tangan, disusun  dengan rapi beberapa daftar belanjaan. Daftar belanjaan itu biasa dilakukan oleh emek-emak yang ingin belanja. Namun daftar ini berbeda. Biasanya dalam daftar belanjaan sebagaimana yang istri buat, adalah jenisnya apa, belinya berapa satuan (buah, kg), dan harganya berapa per-satuan.

Namun dalam daftar itu lain dari yang lain. Selain menampilkan daftar belanjaan sebagaimana urutan yang biasa itu, juga disertai harga sekarang. Dan dari situ dibandingkan selisihnya. Kemudian ada yang memberikan keterangan besaran prosentasinya, masing-masing item. Kemudin dapat ditemukan selisih yang paling rendah adalah gula pasir naik 31%, dari Rp. 13.000/kg, menjadi Rp. 17.000/ kg. Sementara selisih tertinggi adalah 120%, yaitu bawang putih dari Rp. 25.000/kg menjadi Rp. 55.000/ kg.

Yang menarik adalah minyak goreng yang katanya akan turun itu. Dimana dari daftar ini, minyak goreng merek Tropical dari Rp, 17.000/kg, menjadi Rp. 25.000/ kg atau  naik 47 persen. Selanjutnya dari 12 item belanjaan tersebut, saat di rata-ratakan mengalami kenaikan sebesar 71,96 persen, dan jika dibulatkan menjadi 72 persen. Continue reading “Harga Melambung Hingga Tujuh Puluh Dua Persen”

Covid, ekonomi, Entrepreneurship, Krisis, Peradaban, Politik.

Hantu Stagflasi


stagflasi

Pengetatan kebijakan moneter Amerika Serikat, dan inflasinya yang tinggi beserta bunga The Fed yang juga masih tinggi, demikian juga tingkat pengangguran yang melebar, ternyata terus memberikan dampak bagi ekonomi dunia. Demikian juga, pandemi COVID-19 yang belum sepenuhnya pulih dan dampaknya yang juga masih dirasakan hingga kini.

Tumbangangnya beberapa start-up akibat dari bubble burst (ledakan gelembung) di berbagai belahan dunia, juga akibat dari tekanan ekonomi para investor. Mereka menginginkan investasinya cepat kembali. Sementara itu disinyalir bahwa salah satu penyebab bubble burst pada startup lantaran produk yang ditawarkan kalah bersaing, terutama akibat perang promo dan diskon serta bakar uang (burn money) yang terjadi. Dan ini berakibat pada layoff (PHK) di beberapa start up Indonesia seperti jd.id, zenius, linkAja, dan beberapa start up yang telah gulung tikar sebelumnya. Continue reading “Hantu Stagflasi”