entrepreneur, technopreneur, Entrepreneurship, IT

#10…..Membangun R & D, Kenapa Tidak?


Di perusahaan kami, meskipun saat ini masih sangat kecil, kami sedang mengupayakan berjalannya sebuah devisi Research and Developmen (R&D). Meskipun selama kegiatan R&D sudah berjalan, akan tetapi masih belum memiliki dan mengikuti standard dan prosedur yang baik. Berjalan apa adanya. Belum ada team yang khusus di tempatkan disitu, sedemikian pula halnya, perusahaan juga belum cukup mengalokasikan budget untuk R&D. Dan dengan tanpa adanya alokasi dana dan resources yang cukup untuk R&D tersebut, kami sudah menghasilkan 2 (dua) produk, yang sudah terjual dipasar. Tetapi saya masih belum puas, jika dia tidak dikelola melalui proses R&D yang benar.

Sebagai perusahaan yang berbasis teknologi, kehadiran divisi R&D adalah merupakan sebuah keharusan. Sebab, R&D merupakan nyawa, yang akan menjaga hidup matinya sebuah perusahaan teknologi. Apalagi jika ia, ingin ungul dalam persaingan bisnis. Perusahaan teknologi yang memenangkan pertarungan, adalah mereka yang berani mengalokasikan dananya untuk kepentingan R&D ini. Biasanya mereka mengalokasikan budget untuk kepentingan R&D ini minimal di angka 3,5% dari total revenue. Continue reading “#10…..Membangun R & D, Kenapa Tidak?”

Advertisement
Kronik, Peradaban

#9…..Membaca Sejarah


Sejarah itu bukan hanya sekedar catatan dari rentetetan peristiwa yang kemudian dikompilasi dalam bentuk sebuah buku, yang biasanya sangat tebal. Bukan pula dongeng dan cerita turun-temurun, yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenaranya. Sejatinya sejarah adalah sebuah gambaran dan visualisasi dari masa lalu, yang denganya, sejarah selalu memotret apa yang terjadi dalam silih bergantinya generasi manusia, jatuh dan bangunnya sebuah bangsa, muncul dan tenggelamnya peradaban, bangkit dan ambruknya sebuah kekuasaan dan seterusnya. Sehingga darinya, sejarah akan menjadi pelajaran yang sangat berharga. Sejarah adalah bukti empiris masa lalu. Dan sejarah bukan hanya yang ditulis secara tekstual dalam buku-buku tebal itu, pun demikian bukan pula apa yang dicerikan sambung-menyambung dari nenek moyang itu. Sejarah adalah kontekstual, dia berada di dalam buku dan apa yang ada di luar buku, dia melingkupi semua peristiwa, kejadian dan aktor, disaat sejarah itu terjadi. Maka, sejarah sesungguhnya merupakan petunjuk masa depan.

Saya bukan ahli sejarah. Saya hanya seorang penikmat sejarah. Itupun dilakukan dengan cara amatiran, yaitu dengan membaca buku-buku sejarah ataupun mungkin melihat tayangan di DVD atau nonton National Geographic. Bahkan pelajaran resmi sejarah yang pernah saya ikuti, hanya diperoleh di bangku SD, SMP dan SMA, selebihnya hanya mencari sendiri. Apa saja saya baca: mulai dari siroh nabawiyah, tarikh islam, dan berbagai buku sejarah dunia, maupun sejarah nasional, bahkan sejarah lokal lainnya. Karena, bagi saya dengan membaca sejarah saya, bisa melayang ke masa lalu, dan menyelam, menelisik jauh dalam relung-relung kehidupan masa lalu, dengan segala asesoris dan dinamika kehidupan saat itu. Pada saat yang sama, dengan sangat bebasnya membikin komparasi dengan membandingkan dengan kehidupan di mana saat ini saya hidup. Kadang, bisa tersenyum sendiri, jika kemudian masa lalu kita gunakan parameter masa kini, pun demikian sebaliknya. Maka, membaca sejarah, akan terasa indah. Continue reading “#9…..Membaca Sejarah”

entrepreneur, technopreneur, Entrepreneurship

#8…..Bekerjasamalah…..


Beberapa hari yang lalu, saya ketemu dengan kawan, yang sekaligus partner bisnis, dengan beberapa kali sempat kerjasama mengerjakan pekerjaan dalam berbagai jenis proyek. Sebenarnya, lebih tepatnya saya dikenalkan oleh kawan saya sehingga kenal dengan kawan ini.Ketika kami diperkenalkan, waktu itu perusahaan saya masih kecil (meskipun sampai sekarang juga masih kecil, tapi dari volume pekerjaan, jumlah orangnya, dan juga jumlah hutangnya meningkat drastis:)). Sedangkan |perusahaan kawan saya itu, ketika itu, sekitar 7 tahun yang lalu juga masih dalam tahapan start up. Kami menjalin kerjasama dengan tsiqoh (kepercayaan) yang tinggi. Dengan sama-sama masih miskin segalanya, baik modal,pengalaman dll, tetapi justru saat itu kami mulai menjalin kerjasama itu. Meskipun secara pribadi kawan saya ini, telah memiliki jam terbang yang cukup lumayan di sebuah perusahaan besar, sebelum kemudian memutuskan untuk menmbangun bisnis sendiri.

Salah satu alasan ketika itu kami menggandeng kawan tadi adalah, karena saat itu kami mendapatkan sebuah proyek, sedangkan resource kami sangat terbatas. Dan saat itu, core competence perusahaan kami, justru bukan di pekerjaan yang kami peroleh itu. Ketika itu core kami di Infrastructure and Network Solution, sementara kami mendapatkan project di Software Development dan System Integration. Sehingga untuk mengerjakan pekerjaan yang kami dapat, kami harus memilih paling tidak dua cara ini, pertama melakukan rekruitmen atau dan kedua bekerjasama dengan perusahaan lain. Continue reading “#8…..Bekerjasamalah…..”

entrepreneur, technopreneur, Entrepreneurship, IT

#7….. 5F Untuk Mengembangkan Bisnis


Seringkali saya  menjumpai sesorang yang sudah cukup lama mengembangkan usahanya. Bahkan berkali-kali berganti jenis usaha, akan tetapi tidak pernah cocok. Semuanya kandas di tengah jalan. Ada yang bangkrut, bahkan meninggalkan setumpuk hutang. Padahal dia telah membaca puluhan buku tentang entrepreneurship dan kisah sukses pengusaha besar, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Bahkan beberapa trik dan tipnya sudah dipraktekkan. Disamping itu tidak jarang dia melihat dan mendengarkan radio bisnis, juga mengikuti seminar dan pelatihan yang diisi oleh motivator terbaik di negeri ini. Tetapi mengapa, lagi-lagi usahanya selalu tidak membuahkan hasil?

Berdasarkan pengalaman dan bacaan saya, ada cara sederhana yang mudah di ingat, dan kemudian dilakukan untuk mengembangkan bisnis kita. Mungkin ini juga sering disarankan oleh motivator atau di dapat dari buku-buku entrepreneur, dengan cara penyajian dan argumentasi yang berbeda-beda. Tetapi bagi saya, inilah beberapa cara yang saya pakai dalam menjalankan bisnis saya, sehingga masih survive sampai saat ini, yang tahun ini memasuki tahun ke-12. Meskipun dengan dinamika yang bermacam-macam, 5F ini saya pakai kerangka dalam memanage perusahaan.

  1. Fight Saya yakin sejatinya setiap pengusaha itu seorang pejuang, atau bahasa agamanya mujahid. Mereka senantiasa bertarung di garis terdepan. Sebagai seorang petarung tentu saja banyak halangan dan rintangan yang dihadapi. Demikian juga tentang perjalanan hidupnya, kadang di atas dan tidak jarang langsung jatuh ke jurang, sebagaimana yang digambarkan dalam kurva dead valley. Oleh karenanya seorang entrepreneur harus tetap menyalakan semangangat perjuangan ini. Dia harus fight sebagai seorang fighter. Dan seorang fighter tentu memiliki fighting spirit yang tinggi untuk memenangkan pertarungan, apapapun kendala dan rintangannya. Dia, tidak boleh menyerah dalam kondisi apapun juga. Saya pernah mengalami suasana dalam kondisi yang jatuh, bener-benar jatuh, dengan tumpukkan hutang yang menggunung. Continue reading “#7….. 5F Untuk Mengembangkan Bisnis”
Parenting

#6….. 1 Jam untuk Berubah


Kehadiran Social Media dan Gadget, memang merupakan dua sisi mata uang. Satu sisi, kita akan mendapat banyak “sampah”, berupa informasi yang seringkali tidak kita butuhan. Tetapi disisi lain, pada saat yang bersamaan, atau bisa jadi pada suatu waktu, tiba-tiba kita mendapatkan jawaban atas apa yang kita inginkan. Kata kuncinya, kita harus pandai-pandai memanage informasi yang datang bertubi-tubi bak tsunami itu. Sehingga, kita bisa mendapatkan “sesuatu” yang memang kita inginkan.

Tadi pagi saya mendapat broadcast dari BBM group saya, yang kemudian saya sebar ke group lain, sebuah cerita yang sederhana, tetapi sangat menyentuh. Nah di kesempatan ini, saya akan membagi kepada Anda, lewat blog ini. Selamanat menikmati :

Suatu hari seorang anak kecil datang kepada ayahnya dan bertanya,

“apakah kita bisa hidup tidak berdosa selama hidup kita?” Ayahnya memandang kepada anak kecil itu & berkata,

“tidak bisa, nak.”

Putri kecil ini kemudian memandang ayahnya & berkata lagi,

“apakah kita bisa hidup tanpa berdosa dalam setahun?”

Ayahnya kembali menggelengkan kepalanya, sambil tersenyum kepada putrinya. Continue reading “#6….. 1 Jam untuk Berubah”