IT

Mulai Bisnis IT (Seri IT Preneurship)


Jika kita baca banyak buku tentangĀ /kewirausahaan, tentu kita temui banyak kiat dan cara sesorang utnuk memulai bisnisnya. Baik dengen cara pendekatan dari kisah sukses keberhasilan si Penulisnya, atau semacam oto biografi/success story, maupun dengan pendekatan belajar dari keberhasilan orang lain.

Seringkali kita di sodori kiat-kiat sukses dan praktis tentang keberhasilan sesorang dengan sederet penghargaan dan kekayaan yang menempel padanya, yang membuat “ngiler” bagi siapa saja.. Di dunia IT paling tidak kita sering disodorkan bagaimana Mr Bill Gates bisa sukses membawa Miceosoft, Steve Job dengan Mac-nya Willam Dell dengan komouter del, Cisco System, HP, IBM, Google, Yahoo, Silicon Valley, Bangalore dll,

Cara apapun yang di sajikan, pada intinya adalah bagaimana memotivasi pembaca-nya untuk mengikuti jejak-nya dalam memulai dan menjalankan bisnis-nya. Ironisnya, banyak orang yang mengikuti kiat dan cara yang dituangkan di berbagai buku tersebut, ternyata tetap saja tidak berhasil, pertanyaannya kemudian adalah, adakah pedoman baku untuk memluai bisnis itu?

Pertanyaan di atas itulah sebenarnya yang memotivasi saya untuk memulai bisnis. Dan saya sudah memulai menemukan jawabannya, bahwa jarang kisah sukses sesorang itu dengan mudah kita “copy-paste” untuk menjadi kemudian sebagai kisah sukses saya. Meski setting sosial, awal memulai usahanya sama, akan tetapi tentu saja tetap saja terdapat perbedaan, ketika proses terus berjalan, dan semakin lama justru akan semakin tidak ketemu. Jika demikian , Bagaimana sih memulai bisnis itu? (bersambung)

Advertisement
Parenting

Motivasi : Ngajarin Anak Puasa


Memasuki bulan Ramadhan, ada tambahan job baru, yang harus dengan telaten harus aku kerjakan. Bukan job-job besar untuk bikin proposal dalam rangka menjebolkan sebuah proyek. Akan tetapi lebih mulia dari pada itu, yaitu mengantarkan anak-anak-ku tersayang sebagai amanah Allah untuk lebih banyak mengenal Syaria’ahnya. Ya…..Rukun Islam ke-4, yaitu puasa.

Sampai hari ke-4 ini di luar dugaan justru Nafi’ anak ke -2, yang masih kelas 1 SD umur 6 tahun itu, sama sekali belom bolong puasanya. Masih keliatan segar bugar. Sedangkan Rohmah anak ke-1, yang kelas 3 SD (8 tahun), kemarin harus buka jam 2 siang karena sakit (deman) dan hari ke-4 pun sama ummi-nya dan juga saya, kami larang untuk berpuasa,karena masih deman, meskipun protes pengin puasa. Dan yang mebikin kejutan justru anak k3-3 Rif’at (IAK) baru umur 5 tahun, kelas TKB, hari pertama puasa penuh sampai maghrib, sedang hari ke2 dan ketiga sampai dengan Ashar. Sedangkan yang kecil 2 tahun tentu belon ngerti puasa dong. Subhanallah…

Berawal dari Motivasi …..

Mungkin alasan anak-anak tersebut untuk tetep kuat dan pengin terus berpuasa adalah iming-iming yang saya janjikan. Iming-imingnya memang masih berupa materi. Jika kuat puasa sampai dhuhur mendapat hadiah Rp. 1.000,-, jika sampai ashar Rp. 3.000,- dan jika sampai maghrib Rp. 5.000,-. Selain iming-iming yang sifatnya materi tersebut, tentu saja saya dan “umminya” anak-anak terus-menerus memberikan motivasi yang sifatnya spririt, tentang kisah-kisah mulia dan sukses orang-orang yang mendirikan puasa, terutama puasa ramadhan. Disamping itu keutamaan dan kemuliaan bulan ramadhan senantiasa kami bacakan dan kami ulang-ulang, tentu saja sesuai dengan cara yang mudah merekapahami

Meski masih dini… tetapi saya yakin sebenarnya motivasi, akan menjadi “energi” yang luar biasa untuk menyelesaikan sesuatu. Termasuk bagaimana anak-anak tersebut mampu menyelesaikan puasa ramadhannya.

Selamat Anakku… mudah-mudahan menjadi anak Sholeh……..