ekonomi, entrepreneur, technopreneur, Entrepreneurship, organisasi, Peradaban

Work From Anywhere


bos.com

Pandemi COVID-19 mengantarkan popularitas kebijakan pekerjaan dari mana saja. Meninggalkan atau setidaknya mereduksi work from office (WFO) yang sudah biasa. Dimulai dari work from home (bekerja dari rumah), di saat awal-awal pandemi berlangsung. Selanjutnya belakangan memunculkan istilah baru, lebih dari bekerja dari rumah (WFH), tetapi adalah work from anywhere/WFA (bekerja dari mana saja). Sehingga karyawan dapat memilih lokasi dari mana mereka bekerja, baik di dalam atau di luar negara tempat perusahaan mereka terutama berada.

Meskipun pada awalnya merupakan solusi sementara untuk menangani krisis kesehatan global akibat pandemi, ternyata fleksibilitas pekerjaan dari mana saja, menjadi kebiasaan dan addict, dampaknya semakin banyak permintaan untuk memilih opsi WFA ini.  Sehingga manajer sekarang bertanya pada diri sendiri bagaimana mereka harus menyesuaikan lingkungan kerja mereka dengan kebutuhan karyawan mereka.

Dan hal ini sebenarnya, sudah disinyalir sejak sebelum pandemi dengan istilah digital nomad. Yang menjelaskan bahwa pekerjaan sekarang itu -pada jenis pekerjaan tertentu- dapat dilakukan di mana saja. Tanpa kemudian dibatasi oleh tempat dan jam kerja tertentu. Bukan time based oriented, tetapi target and result oriented. Intinya, nggak peduli dikerjakan dimana saja dan kapan saja, asalkan pekerjaan diselesaikan dengan baik dan tepat waktu yang ditentukan. Dan hal seperti ini, memang sangat disukai oleh generasi Y dan Z. Continue reading “Work From Anywhere”

Advertisement
Islam, Kronik, Leadership, organisasi, Peradaban

Turbulensi Kehidupan


Source traveler.com.au

Dunia terus berputar. Dia tidak stagnan. Silih bergantinya peradaban dan peristiwa, menandai bahwa ada kehidupan. Setiap tahapan memiliki karakteristik masing-masing. Perubahan yang terjadi baik bersumber dari internal maupun pengaruh eksternal, memaksa siapapun juga untuk mensiasati perubahan itu. Dituntut untuk adaptif. Bukan hanya mengikuti ataupun ikut-ikutan, apatah lagi larut dalam perubahan. Tetapi bagaimana, berselancar diatas perubahan. Sehingga dengan sadar bisa berhitung manfaat dan mudharatnya. Jika tidak, maka justru kita yang bakal tergilas dan digulung oleh arus perubahan itu sendiri.

Pandemi yang telah memasuki tahun ke-3 ini, juga telah mendeterminasi perubahan peradaban. Pun demikian dengan dorongan revolusi teknologi yang demikian cepat dan masif. Digitalisasi menjadi sebuah keniscayaan. Hampir disetiap aspek kehidupan, saat ini terhubung dengan teknologi. Ketika pandemi bersenyawa dengan digitalisasi ini, maka terjadi akselerasi perubahan yang luar biasa. Model kerja digital nomad, work from home, work from anywhere, dan seterusnya juga menjadi life style.  Dan lagi-lagi menemukan momentumnya saat pandemi dan dukungan digitalisasi ini.

Selanjutnya, pelan atau pasti merubah tatanan kehidupan. Etika, adab, sopan santun menjadi barang mahal, jika tidak dikatakan langka. Digitalisasi dengan beberapa turunannya diantaranya adalah melahirkan media sosial. Dimana keberadaannya seolah memfasilitasi sekaligus memberi wadah yang besar bagi berkumpulnya energi positif dan negatif, yang saling berhadpan secara diametral, bahkan asimetris. Terjadi perang narasi berupa narasi, bahkan tidak jarang dibumbui dengan hoax, fitnah, hate speech dan seterusnya. Kini menjadi hidangan yang tampil di linimasa hampir setiap orang. Continue reading “Turbulensi Kehidupan”

Islam, Peradaban, Ramadhan, Tarbiyah

Work From Mosque ?


foto : tirto

Tidak terasa kita sudah memasuki sepuluh hari terakhir bulan ramadhan (asyrul awakhir fi syahril ramadhan). Sebuah episode penghujung di Ramdhan kali ini. Dimana, minimal sejak bulan rajab kita sudah mengharapkan kehadiran tamu agung itu, namun kini dalam hitungan hari tamu itu akan pegi meninggalkan kita. Dan entah, tahun depan kita bisa bersua dengan Ramadhan kembali atau tidak. Bahkan sesaat setelah ini, kita masih hidup atau tidak, semuanya merupakan ketetapan Allah Ta’ala.

Ibarat sebuah lari marathon, saat menjelang finish, justru konsentrasi penuh, dan dengan kekuatan sepenuhnya untuk lari sekencang-kencangnya dalam memenangkan perlombaan itu. Dalam idiom bahasa Inggris sering disebutkan the last minutes is decisive (menit-menit terakhir itu menentukan). Atau dalam bahasa al-Qur’an di surat adh-dhuha ayat : 4 وَلَلْآخِرَةُ خَيْرٌ لَكَ مِنَ الْأُولَىٰ “Dan sesungguhnya hari akhir (kemudian) itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan)”.

Demikian juga yang dicontohkan Rasulullah saw, ketika memasuki bulan Ramadhan, sebagaimana dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha bahwasannya “dahulu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam apabila telah masuk 10 terakhir beliau mengencangkan ikat pinggangnya, menghidupkan malam-malamnya dan membangunkan keluarganya.” (HR. Bukhari dan Muslim) Continue reading “Work From Mosque ?”