Islam, Kronik, Peradaban

Menikmati Ramadhan Saat Pandemi


Ramadhan ke-5

Beberapa hari menjelang ramadhan, kita bisa menikmati tarhib ramadhan. Fasilitas teknologi video conference, yang mudah di dapat. Yang  gratisan maupun yang berbayar bisa di unduh. Seolah menjadi solusi dikala Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) berlangsung. Sehingga memaksa atau dengan penuh kesadaran sendiri, kita harus tetap tinggal di rumah. Banyak aktifitas yang mengharuskan kita stay at home

Memang kondisi lingkungan sedang “tidak baik.” Pandemi Covid-19 menghantui aktifitas setiap rakyat. Virus korona yang tidak memilih siapa yang akan ditinggali sebagai inang, bisa menginfeksi siapa pun itu. Tua-muda, pria-wanita, kaya-miskin, pintar-bodoh, tinggal di kota-atau dikampung, dlsb, tidak ada yang kebal dengan virus yang “egaliter”. Tidak jarang memaksa si pemilik badan (inang), akhirnya mengidap gejala pernafasan kronis. Jika kondisi fisiknya bugar, maka akan kuat menahan gempuran corona. Jika sedang lemah, maka kematian akan membersamainya. 

Kembali ke soal tarhib ramadhan. Seringkali kita rancu dan salah penempatan, termasuk di penulisan spanduk/memen. Yaitu antara istilah tarhib dan targhib. Biar lebih mudah, kita kaji definisinya dulu. Continue reading “Menikmati Ramadhan Saat Pandemi”

entrepreneur, technopreneur, Entrepreneurship

On Time



Salah satu habits yang kemudian menjadi brand orang Indonesia adalah jam karet. Artinya, jika berjanji, gampang sekali tidak tepat waktu, sehingga “molor” seperti karet. Dan biasanya sangat mudah mencari alasan atas keterlambatannya itu. Bahkan seringkali menjadi permakluman dan pembenaran, jika tepat waktu. Trade merk yang tidak baik ini, dengan terpaksa kita telan. Sesuatu yang sebenarnya cukup menjengkelkan dan menyebalkan. Tetapi begitulah keseharian yang kita jumpai. Kita seringkali menjumpai, jika janji jam 08.00, maka, biasa datang jam 08.30,atau jam 09.00, bahkan bisa lebih. Dan ini dianggap biasa saja.

Pernah suatu saat, beberapa tahun lalu saya ada appointment dengan seorang Entrepreneur. Dan bersebab macet, akhirnya saya terlambat, lebih dari satu jam. Saat ketemu saya minta maaf dan seperti biasa, dengan alasan klise, saya menyampaikan bahwa keterlambatan karena jalan macet parah. Namun, jawabnya enteng. Continue reading “On Time”