entrepreneur, technopreneur, Entrepreneurship

Berbisnis itu (tidak) Mudah


dorongMeskipun masih jauh dari sukses, -tentunya dengan deretan indicator kesuksesan yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah-, tetapi setidaknya saya memiliki pengalaman yang cukup panjang dalam berbisnis. Dengan berbagai hambatan, kendala, tantangan dan rintangan, serta di bumbui beberapa kali  keberhasilan, maka rasanya cukup modal bagi saya untuk berbagi kepada sesama. Pendeknya, berkali-kali memasuki lembah kematian (dead valley) dan kemudian bisa, mentas, masuk jurang lagi, mentas lagi,  dan seterusnya, begitulah kira-kira siklus bisnis yang saya jalani. Untuk sekedar menghibur diri, saya kemudian tertarik dengan pepatah yang bunyinya kurang lebih begini “Jangan dihiraukan berapa kali anda terjatuh, tetapi lihatlah bagaimana anda bangkit dari setiap kegagalan,”. Berbekal pepatah itu, tidak jarang menjadikan motivasi yang kuat, sehingga membuat senantiasa bangkit dari setiap terjerembab ke dalam lembah kematian itu.

Siklus, yang sangat menguras adrenalin itu, sejatinya berawal dari ketidak adaan “ilmu” yang menyertai ketika awal memulai bisnis. Sehingga trial and error, menjadi teman setia, dalam menapaki bisnis itu. Dan, berdasarkan pengalaman itulah, maka kemudian saya bisa melakukan instrospeksi bahwa, terdapat beberapa kesalahan, yang melekat pada diri saat menjalani bisnis. Jika dulu, saya mengetahui ada kesalahan dalam melangkah, ketika sudah terjadi kegagalan misalnya, sekarang meskipun belum begitu tajam ada semacam intuisi yang melakukan self evaluation terhadap setiap kejadian. Sehingga ada semacam sensor,  sebagai early warning system, atau peringatan dini, ketika akan mengerjakan sesuatu. Meskipun belum selamanya pas, akan tetapi Continue reading “Berbisnis itu (tidak) Mudah”

entrepreneur, technopreneur

TIDAK ADA BISNIS YANG BANGKRUT


kekekalan energiSaya seringkali membaca, mendengar dan melihat, bahwa banyak entrepreneur dalam memngembangkan bisnisnya, ataupun ketika sedang bisnis secara sendiri, usahanya mengalami kerugian alias bangkrut. Dengan berbagai argument dan alasan yang logis dan masuk akal, memang sejatinya bisnisnya telah gulung tikar. Bahkan tidak menyisakan sedikitpun uang di kas. Yang ada tumpukan tagihan hutang, dengan jumlah yang terus menggunung. Sayapun juga pernah mengalami situasi seperti ini. Bahkan, dalam pendekatan siklus bisnis, kondisi seperti kita sedang berada di dalam lembah kematian (dead valley), di tempat terdalam yang sulit untuk bangkit. Lalu yang ada adalah, khayalan dan kata-kata penyesalan yang di awali dengan ungkapan “seandainya” , dan seterusnya.

Meskipun saya juga sering mendengar, bahwa orang-orang yang sukses dalam bisnisnya sekarang ini, dulunya juga sempat mengalami peristiwa berdarah-darah. Bahkan jatuh bangun, mmemasuki lembah kematian, dan pelan-pelan merangkak naik, kemudian terjerumus lagi, naik lagi, dan begitu seterusnya. Sampe kemudian pada momentum tertentu, dia benar-benar terbebas dari keterpurukannya. Dan dengan deret ukur, dia mampu melompat secara eksponensial, melampaui dari teman-temannya yang secara linear dan dalam pndekatan deret hitung, Continue reading “TIDAK ADA BISNIS YANG BANGKRUT”

entrepreneur, technopreneur, Entrepreneurship

Dead Valley I (Memasuki Lembah Kematian)


Dead Valley atau ada yang menyebut the valley of dead, bukanlah sebuah tempat yang di rujuk oleh,  mbah Google, yaitu berupa Taman Nasional  (National Park) yang berada di Timur California, di Negara Amerika sana. Bukan pula cerita lembah kematian dalam petualangan Naruto, dimana digambarkan sebagai sebuah tempat yang gelap-gulita di dasar jurang, yang di penuhi dengan berserakannya tulang-beluang dan tengkorak manusia, yang sangat menyeramkan. Bahkan bukan sebuah roman maupun novel yang tidak jarang dibumbui dengan romansa petualangan pendekar silat, dengan seorang bintang mengenakan topi miring, yang menutupi sebagian wajahnya, dan pedang yang mengkilap tergantung di punggungya. Dan digambarkan pula siapapun yang melalui tempat itu, dijamin tidak akan bisa pulang secara hidup-hidup,  sebagaimana yang sering kita baca dalam cerita fiksi  tentang dunia persilatan.  Sekali lagi kita tidak bicara tentang itu.

Meski masih ada sangkut pautnya dengan suasana yang menyeramkan dan berdampak kepada “kematian”, kini  anda saya ajak untuk melihat dari sisi lain. Yaitu bagaimana sebuah “kematian”  dalam bisnis itu Continue reading “Dead Valley I (Memasuki Lembah Kematian)”