Islam, Peradaban

Menjadikan Akhir Lebih Baik


James C. Collins, seorang konsultan bisnis di USA pada tahun 1994, menulis sebuah buku yang berjudul Built to Last, merupakan riset klasik yang terkenal mengenai perusahaan visioner, yaitu perusahaan yang unggul di industrinya, disegani kompetitor dan terbukti memiliki dampak positif pada dunia. Dari buku ini, Anda dapat memahami rahasia dari perusahaan-perusahaan visioner tersebut. Dia menulis bersama dengan Jerry I. Porras seoranh seorang Professor Emeritus di bidang perilaku organisasi dan perubahan di Stanford University Graduate School of Business.

Secara ringkas, ada sebuah pertanyaan dari penulisnya, berkenaan apa yang terjadi dalam sepanjang sejarah,: “Apa yang membuat perusahaan yang benar-benar luar biasa berbeda dari perusahaan pembanding dan apa praktik umum yang diikuti oleh perusahaan-perusahaan hebat yang bertahan lama ini sepanjang sejarah mereka?”

Dari pertanyaan itu,maka buku ini dipenuhi dengan ratusan contoh spesifik dan diatur ke dalam kerangka konsep praktis yang koheren yang dapat diterapkan oleh manajer dan wirausahawan di semua tingkatan. Built to Last memberikan master blue print untuk membangun organisasi yang akan makmur hingga abad ke-21 dan seterusnya. Intinya Collins mengajarkan kita unytuk melawan mitos-mitos bisnis, yang seringkali berjalan secara skuensial, akan tetapi justru membangun dan memulai dari ujung (goal) dari visi organisasi, kemudian di tarik kedepan.

Sehingga, buku pertama Collins ini, merupakan salah satu buku bisnis paling berpengaruh di era kita bahkan setelah hampir 20 tahun sejak pertama kali diterbitkan.

Hal yang sama sebenarnya juga telah menjadi pondasi dasar saat pak Habibie ketika memulai dan membangun BPPT beserta Industri Strategis yang berada di bawahnya. Salah satunya adalah tentang prinsip ‘Berawal di Akhir, Berakhir di Awal’ yang dipopulerkan Habibie untuk membuat lompatan-lompatan mutakhir dalam kemajuan teknologi di Indonesia. Secara sederhana bisa dijelaskan dengan membangun produk jadinya dulu, kemudian melakukan reverse engineering. Dari sini kemudian dapat ketemu model dan design-nya. Dengan demikian maka, akan ketemu proses yang utuh, dari design, model dan produknya yang dapat diimplementasikan dengan sendirinya. Itulah yang melatari IPTN (PT DI), PT PAL, PINDAD dlsb. Sayang beberapa tidak bisa berjanjut karena visi pengambil kebijakan yang berbeda. Meski masih ada yang terus berlanjut.

Dalam sebuah hadits dijelaskan اِنَّمَا الْاَعْمَالُ بِالْخَوَاتِم (“Setiap amal tergantung dengan penutupnya” HR Ahmad :22835, HR. Bukhari : 6607). Artinya setiap karya manusia itu, sebenarnya akan dapat dinilai dengan bagaimana finishingnya. Kadang pada permulaannya tidak kelihatan bagus, tidak teratur, sebagaimana dalam membangun rumah misalnya. Pada pekerjaan 60-70%, maka temboknya masih belum di plester, masih belum ada pintu dan jendela, belum ada keramik dlsb. Akan tetapi di 30% terakhir saat dilakukan finishing, pelan-pelan akan kelihatan bagus. Dan ketika sudah 100% juga akan sempurna.

Di dalam surat Adh-Dhuha ayat : 4, Allah SWT berfirman :وَلَلْءَاخِرَةُ خَيْرٌ لَّكَ مِنَ ٱلْأُولَىٰ (Dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan). Dalam Tafsir As Sa’di dijelaskan bahwa : Kemudian Allah ﷻ mengabarkan kepada Nabi-Nya bahwasanya apa yang Allah ﷻ siapkan untuknya di akhirat adalah lebih baik daripada dunia dan seisinya.

Allah ﷻ tidak akan meninggalkanmu didunia wahai Muhammad, akan tetapi apa yang Tuhanmu siapkan di akhirat adalah kenikmatan yang jauh lebih baik dan tidak akan musnah. { وَلَلْآخِرَةُ خَيْرٌ لَكَ مِنَ الْأُولَىٰ } Surga yang Allah ﷻ siapkan untuk NAbi-Nya adalah lebih baik daripada apa yang telah Dia ﷻ berikan kepadanya didunia, oleh karena itu harta dan kekuasaan dunia tidak pernah manguasai Nabi Muhammad ﷺ , sebagaimana para Raja-raja dan penguasa lainnya tunduk dan menjadi hamba harta dunia, karena sesungguhnya dunia akan musnah dan hancur, dan tidak akan ada lagi kehidupan didalamya, maka Allah ﷻ memberikan kekayaan dunia ini kepada Nabi-Nya secukupnya.

Lalu apa korelasinya semua itu. Setidaknya kita bisa mengambil kesimpulan untuk urusan dunia saja, kita juga mesti ber-orientasi apa yang akan terjadi nanti. Karena, jika tidak kita tidak akan mampu memenangkan apa yang terjadi di masa depan. Dari situ, maka kita akan dapat menarik ke masa kini. Apa saja yang harus dikerjakan, sehingga mampu memenangkan masa depan itu. Jika urusan dunia sudah jelas juga ukurannya. Demikian juga urusan akhirat yang dijanjikan lebih baik itu, juga lebih jelas dan terang benderang parameternya.

Kini, pilihan ada di tangan kita. Agar fidunya hasanah da fil akhirati hasanah, langkah apa saja yang harus kita lakukan. Tiap-tiap orang jelas punya prioritas, namun setidaknya tulisan sederhana ini, dapat dijadikan guideline. Wallahu A’lam.

Entrepreneurship

Menikmati Kegagalan


 Dear Team,

Panitia telah mengumumkan pemenang tender dengan menunjuk perusahaan lain sebagai pemenangnya. Semoga ini ja;an terbaik buat kita semua…..Amin. Terimakasih atas dukungan dan kerjasamanya yang luar biasa dari rekans semua, dalam mempersiapkan tender ini.

 

dreamKalimat di atas merupakan BBM dari salah satu partner kami., beberapa hari  lalu, yang di tujukan beberapa partner lain, termasuk  saya, menyikapi, kalahnya kami dalam salah satu tender. Saya  menerima BBM ini, jam 20.03 malam, ketika masih dalam perjalanan pulang dari kantor, menuju rumah. Meskipun rangkaian kalimat yang di tulis partner saya itu kelihatan sederhana, tanpa pilihan diksi yang membuat penekanan pada kalimat yang di susunnya itu, tetapi BBM tadi, menjadi pukulan telak buat kami.

Bagaimana tidak. Telah beberapa bulan, team up disiapkan. Kita bekerja sepanjang hari, dan bahkan beberapa lembur dan kali nge –champ, untuk mempersiapkan semua persyaratan tender itu. Meskipun kami hanya bagian kecil dari project yang cukup besar ini, tetapi sejatinya peran dan kehadiran kami dalam keseluruhan project ini menjadi cukup vital. Project yang multi disiplin ini, sesungguhnya benar-benar challenges bagi kami. Kami juga mengeluarkan full and best team untuk support,  semenjak tahap persiapan, yang dimulai dari penyusunan proposal. Dengan jangka waktu model penilaian project yang bertingkat dan panjang, membuat energy kami, juga menjadi cukup terkuras disitu. Baik pada saat penyusunan proposal teknis, yang mengantarkan team kami bisa maju ke tahap berikutnya, yaitu financial and business proposal, yang juga tidak sedikit membutuhkan effort. Pendeknya, dalam team itu, telah di persiapkan segala-sesuatunya. Ibarat dalam permainan sepak bola, Continue reading “Menikmati Kegagalan”

entrepreneur, technopreneur, Entrepreneurship

#3…..Sepuluh Faktor Utama Kurang Optimalnya Implementasi Strategi


Dalam beberapa survei dan penelitian, teryata ditemukan banyak perusahaan di Indonesia sangat lihai ketika membuat proposal, rencana kerja, business plan, termasuk mendesain strategi. Apalagi jika melibatkan Konsultan. Biasanya strategi yang di buat dalam kemasan tulisan yang indah-indah. Dan di bumbui dengan berbagai argumen, referensi, data-data statistik dan sederet dokumen pendukung lainnya. Intinya, mengandung pesan jika strategi yang tertuang itu dilaksanakan, maka akan mengangkat performance organisasi, yang pada gilirannya akan meningkatkan profit maupun benefit yang luar biasa bagi perusahaan. Kemudian efeknya bisa di tebak, bahwa pemegang saham, manajemen dan seluruh karyawan, kemudian tersihir oleh strategi yang disusun itu.

Akan tetapi menurut Tim Riset GML Consulting, dalam bukunya Even Elephans Can Dance, yang telah melakukan studi terhadap 175 esponden yang berasal dari ekseutif di berbagai organisasi di Indonesia pada tahun 2010 -2011, menemukan bahwa hanya 37,5 % responden yang merasakan setidaknya 70% program kerja dan rencana strategi berjalan dengan baik. Artinya ada 62,5% merasakan bahwa implementasi strategi belum berjalan secara optimal. Ketika ditanya apa alasan penyebab kurang terimplementasinya rencana strategi, berikut Continue reading “#3…..Sepuluh Faktor Utama Kurang Optimalnya Implementasi Strategi”