Islam, Parenting, Tarbiyah

Bukan Bucin


wedding anniversary

Kita sudah sejauh ini menghabiskan waktu bersama
Kita akan terus bersama dalam sebuah irama

24 tahun bukanlah waktu yang sebentar
Sejak perjanjian suci itu terucap dengan bergetar

Perjalanan ini seolah terasa singkat dirasakan
Bertabur asa dan cerita yang tak bisa diucapkan

Dihiasi suka dan duka, dibersamai tangis dan tawa
Terajut dalam bingkai cinta menuju samawa

Bukan karena budak cinta kita disatukan
Tetapi atas nama sang Khalik cinta kita ditautkan

Kita tidak pernah tahu berapa lama jatah kita hidup
Tetapi jangan pernah cinta kita ini meredup

Terimakasih atas segala kesetiaan dan kesabaran,
Terimakasih atas semua dedikasi dan pengorbanan

Dengan tulus ku mohon maaf atas khilaf dan salahku
Pun segala kekurangan dan ketidaksempurnaanku

Di dunia, kita selalu berusaha menggapai Ridho-Nya
Hingga kelak kita disatukan kembali di jannah-Nya

Parenting, Peradaban

Daiyah Itu Bernama Kartini


kartini-siluet

Raden Adjeng Kartini (21 April 1879 – 17 September 1904) atau sebenarnya lebih tepat disebut Raden Ayu Kartini adalah seorang Pahlawan Nasional Indonesia. Kartini bukan satu-satunya pahlawan bagi kemerdekaan Indonesia. Sangat banyak perempuan yang punya jasa bagi negara, namun nama mereka tak setenar Kartini. Yang membedakan adalah kemampuan komunikasi dan tulis menulis serta korespondensi dengan orang asing, sebagai sebuah kemampuan yang langka dijamanya. Demikian juga konten yang ada dalam tulisannya tersebut yang menggungah dan menginspirasi kaum perempuan melampuai jamannya.

Dalam sebuah suratnya, Kartini pernah menulis,“Kami di sini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak-anak wanita, bukan sekali-kali karena kami menginginkan anak-anak wanita itu menjadi saingan laki-laki dalam hidupnya. Tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya yang diserahkan alam (sunatullah) sendiri ke dalam tangannya: menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama.” (Surat Kartini kepada Prof. Anton dan Nyonya, 4 Oktober 1902).

Kartini juga berkorespondensi dengan Rosa Abendanon sejak tahun 1899 hingga 1904. Kemudian  Abendanon menerbitkan surat-surat Kartini dalam bentuk sebuah buku dengan judul Bahasa Belanda, Door Duistrnis tot Licht. Armijn Pane  menerjemahkan dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang, Continue reading “Daiyah Itu Bernama Kartini”

Islam, Kronik, Parenting, Peradaban

Anda Bicara Tentang Apa ?


Teko hanya mengeluarkan isi Teko. Demikian bunyi salah satu pepatah. Teko atau cerek, adalah tempat yang biasanya diisi air. Bisa dalam bentuk kopi, the, air putih, sirup dan lain sebagainya. Sehingga, ketika teko diisi kopi, tidak mungkin pada saat yang sama kita mengharapkan keluar dari teko itu air putih. Karena teko hanya mengeluarkan apa isinya. Kecuali kopinya sudah dikeluarkan, teko dicuci, kemudian isinya diganti dengan air putih. Ternyata, butuh waktu dan proses.

Demikian juga dengan aktifitas kita. Apa yang kita bicarakan, kita tulis, kita lakukan apapun itu bentuknya, sesungguhnya menunjukkan seperti apa isi kepala kita. Dan isi kepala kita itu, juga berasal apa saja yang mengisi kepala kita. Bisa jadi dari bacaan, apa yang kita dengar dan dilihat, serta pengalaman hidup. Maka ada pepatah Inggris, You’re what you read. Continue reading “Anda Bicara Tentang Apa ?”

Parenting, Peradaban, Ramadhan

Ramadhan : Kedermawanan dan Al-Qur’an


Charities Aid Foundation (CAF) menobatkan Indonesia sebagai negara paling dermawan pada 2020. Berdasarkan World Giving Index 2021 yang disusun CAF, Indonesia memiliki skor 69%, naik dibandingkan pada 2019 yang sebesar 59%, yang juga pada urutan pertama. Faktor utamanya adalah kontribusi muslimin Indonesia yang menyumbangkan uangnya karena didorong kewajiban berzakat serta didukung shdaqoh dan infaq. Dalam laporan tersebut menunjukkan bahwa pembayaran zakat secara global sangat tinggi pada 2020. Dan ramadhan biasanya identik dengan banyaknya muslimin yang membayar zakat, infaq, shodaqoh serta wakaf. Meski tidak ada kewajiban dan syariat yang mengatur untuk melakukannya khusus di bulan ramadhan, kecuali zakat fitrah, akan tetapi ini sudah menjadi budaya yang baik bagi kaum muslimin Indonesia, melihat keutamaan ramadhan itu sendiri.

Hal ini juga didorong adanya semangat untuk mengikuti apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Sebagai manusia yang sempurna dan paripurna di muka bumi, Rasulullah SAW adalah contoh utama dan tiada tanding diberbagai aspek kehidupan. Tidak ada sedikitpun celah kehidupan beliau yang tidak patut untuk di-ittba’i (diikuti) oleh siapapun, apalagi kita yang menjadi umat beliau. Sudah selayaknya menjadikan Nabi Muhhammad SAW, sebagai uswah dan qudwah dimanapn, kapanpun dan dalam kondisi apapun Continue reading “Ramadhan : Kedermawanan dan Al-Qur’an”

ekonomi, Entrepreneurship, Parenting, Peradaban

Insan Kamil dan Citizen 4.0


Banyak hal yang saya sependapat, dan beberapa yang saya kritisi terkait dengan judul buku terakhir karya Hermawan Kertajaya yang disebut sebagai One of The 50 guru’s who Who Shaped The Future of Marketing, oleh Chartered Institute Of Marketing, UK, bersama karibnya Philip Kotler dan lain-lain. Buku ini di tulis bersama Tim Redaksi Marketers, sebagai majalah marketing yang banyak jadi rujukan di Indonesia. Menurut Hermawan, konsep marketing terus mengalami evolusi, hingga sampai kepada apa yang menurut dia sebagai Citizen 4.0. Hal ini tertuang dalam sub judul tersebut yang menerangkan bahwa Citizen 4.0 itu, menjelaskan prinsip-prinsip pemasaran humanis di era digital. Menurutnya, Marketing 1.0 adalah era dimana produsen memegang kendali. Sementara Marketing 2.0 adalah era dimana konsumen diperlakukan sebagai raja. Sedangkan Marketing 3.0 adalah bisnis dengan dasar human spirit.

Sedikit me-review dari penjelasan tentang Marketing 3.0 di atas. Meskipun sebagai penganut Katholik, dia menyebutkan bahwa Marketing 3.0 adalah sebagai horizontal marketing -sebuah konsep pemasaran yang punya dasar-dasar baik pada orang lain atau rahmatan lil ‘alamiin, seperti yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Marketing ini tak melulu soal bisnis, tetapi juga meliputi rasional, emosional dan spiritual. Continue reading “Insan Kamil dan Citizen 4.0”