IT, Leadership, Peradaban, teknologi

Tantangan Literasi


source google

Pada awalnya, literasi dinisbatkann kepada seperangkat kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga dalam hal ini, literasi tidak bisa dilepaskan dari kemampuan dalam berbahasa.

Akan tetapi pada perkembangan berikutnya, maka literasi didefinisikan dengan seperangkat keterampilan yang nyata, khususnya keterampilan kognitif dalam membaca dan menulis yang terlepas dari konteks di mana keterampilan yang dimaksud diperoleh, dari siapa keterampilan tersebut diperoleh dan bagaimana cara memperolehnya. Konsekwensinya adalah pemahaman seseorang berkenaan dengan literasi ini juga terus berkembang. Sebab, dia akan dipengaruhi oleh kompetensi bidang akademik, konteks tempat dan cakupan nasional maupun intenasinal, institusi, nilai-nilai budaya serta pengalaman dalam berbagai aspek kehidupan, dan lain sebagainya.

Sajalan dengan perkembangan teknologi informasi, juga memuncilkan lahirnya istilah literasi digital. Dimana, menurut wikipedia, literasi digital adalah pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi, dan memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh hukum sesuai dengan kegunaannya dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari. Continue reading “Tantangan Literasi”

Islam, Peradaban

Teknokrasi : Tantangan Masa Depan Dakwah Islam


https://worldofweirdthings.com/2013/04/01/in-defense-of-some-technocracy

Adalah Dr. Kuntowijoyo (alm), beberapa tahun lalu menyampaikan akan lahirnya teknokratis, jika perkembangan teknologi terus melaju. Dalam bukunya Selamat Tinggal Mitos Selamat Datang Realitas [Kuntowijoyo : 2019] Kita sungguh-sungguh khawatir bahwa kemajuan teknologi akan menyebabkan timbulnya kesadaran teknokratis. Kesadaran teknokratis itu akan menyusutkan nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, semuanya hanya dipandang dari sudut teknis, manusia hanya akan menjadi satu dimensi, (one dimensional man). Sebuah kecemasan yang “menghantui”  dan cukup berasalan, karena senyatanya teknologi terus berkembang dengan cepat, bahkan hingga sampai banyak tergantinya pernan manusia oleh mesin (robot). Sehingga, apa yang disampaikan oleh pak Kunto itu, senyatanya masih sangat relevan dengan kondisi saat ini. Disaat beberapa tahun belakangan ini, sebagian besar kaum cendekia, bahkan juga masyarakat awan, disibukkan dengan terma revolusi industri 4.0, ataupun society 5.0 itu. Continue reading “Teknokrasi : Tantangan Masa Depan Dakwah Islam”