ekonomi, Islam

Masa Depan Keuangan Syariah Indonesia


Islamic Finance Turkey

Keuangan Syariah merupakan salah satu parameter yang di ukur dalam global islamic economy index. Dimana dalam laporan terakhir yang dikeluarkan oleh Dinar Standard, Indonesia secara keseluruhan  mendapat peringkat ke 4 dengan sekor 91, dibawah Malaysia (426,9), Saudi Arabia (218,6) dan Uni Emirat Arab (114.6). Posisi Indonesia ini, naik 1 peringkat dari tahun sebelumnya yang berada pada posisi ke-5. Sedangkan untuk keuangan syariah berada pada peringkat 6.

Sebenarnya naiknya peringkat Indonesia ini juga tidak terlepas dari meningkatnya literasi keuangan syariah rakyat Indonesia. Dalam survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2019 menunjukkan indeks literasi keuangan sebesar 38,03% dan indeks inklusi keuangan sebesar 76,19%. Meskipun tergolong masih rendah, angka tersebut meningkat dibanding hasil SNLIK tahun 2016, yaitu indeks literasi keuangan sebesar 29,7% dan indeks inklusi keuangan sebesar 67,8%. Sedangkan  indeks literasi keuangan syariah Indonesia baru mencapai 8,93%, meskipun mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam. Hal ini menunjukkan masyarakat Indonesia secara umum belum memahami dengan baik karakteristik berbagai produk dan layanan jasa keuangan yang ditawarkan oleh lembaga jasa keuangan formal, padahal literasi keuangan merupakan keterampilan yang penting dalam rangka pemberdayaan masyarakat, kesejahteraan individu, perlindungan konsumen, dan peningkatan inklusi keuangan.

Menurut (Achdiyat 2022) didapatkan data hingga tahun 2021, market share (pangsa pasar) keuangan syariah secara akumulatif sebesar 10,16%, terdiri dari : perbankan syariah 6,52% (total aset Rp. 642,21 T); Continue reading “Masa Depan Keuangan Syariah Indonesia”

Kronik, Peradaban

#9…..Membaca Sejarah


Sejarah itu bukan hanya sekedar catatan dari rentetetan peristiwa yang kemudian dikompilasi dalam bentuk sebuah buku, yang biasanya sangat tebal. Bukan pula dongeng dan cerita turun-temurun, yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenaranya. Sejatinya sejarah adalah sebuah gambaran dan visualisasi dari masa lalu, yang denganya, sejarah selalu memotret apa yang terjadi dalam silih bergantinya generasi manusia, jatuh dan bangunnya sebuah bangsa, muncul dan tenggelamnya peradaban, bangkit dan ambruknya sebuah kekuasaan dan seterusnya. Sehingga darinya, sejarah akan menjadi pelajaran yang sangat berharga. Sejarah adalah bukti empiris masa lalu. Dan sejarah bukan hanya yang ditulis secara tekstual dalam buku-buku tebal itu, pun demikian bukan pula apa yang dicerikan sambung-menyambung dari nenek moyang itu. Sejarah adalah kontekstual, dia berada di dalam buku dan apa yang ada di luar buku, dia melingkupi semua peristiwa, kejadian dan aktor, disaat sejarah itu terjadi. Maka, sejarah sesungguhnya merupakan petunjuk masa depan.

Saya bukan ahli sejarah. Saya hanya seorang penikmat sejarah. Itupun dilakukan dengan cara amatiran, yaitu dengan membaca buku-buku sejarah ataupun mungkin melihat tayangan di DVD atau nonton National Geographic. Bahkan pelajaran resmi sejarah yang pernah saya ikuti, hanya diperoleh di bangku SD, SMP dan SMA, selebihnya hanya mencari sendiri. Apa saja saya baca: mulai dari siroh nabawiyah, tarikh islam, dan berbagai buku sejarah dunia, maupun sejarah nasional, bahkan sejarah lokal lainnya. Karena, bagi saya dengan membaca sejarah saya, bisa melayang ke masa lalu, dan menyelam, menelisik jauh dalam relung-relung kehidupan masa lalu, dengan segala asesoris dan dinamika kehidupan saat itu. Pada saat yang sama, dengan sangat bebasnya membikin komparasi dengan membandingkan dengan kehidupan di mana saat ini saya hidup. Kadang, bisa tersenyum sendiri, jika kemudian masa lalu kita gunakan parameter masa kini, pun demikian sebaliknya. Maka, membaca sejarah, akan terasa indah. Continue reading “#9…..Membaca Sejarah”