entrepreneur, technopreneur, Islam

Trend Muslim Indonesia di Era C3000 (cont)


Islamic C 3000Tulisan ini merupakan sambungan dari posting sebelumnya, dimana sudah saya kemukakan 4 (empat) trend dari 11 trend yang akan terjadi dilakangan muslim Indonesia ketika memasuki era C3000. Berikut saya kemukakan nomer 5 sampai dengan 11. Sekali lagi meskipun sangat ringkas, semoga ini memang benar-benar menjadi trend muslim ke depan.

5. Bank dan Asuransi Syari’ah

Kendati kehadiran Bank dan Asuransi Syari’ah di Indonesia jauh mendahului, dari pencapaian GDP Percapita US$ 3.000, tetapi kini justru eksistensinya, sangat mempengaruhi kelas menengah muslim Indonesia. Bersamaan dengan kesadaran untuk menghindari (baca : meminimalisasi) riba, maka persentuhan mereka dengan Bank Asuransi Islam semakin intens. Di tambah lagi, rupanya industry perbankan dan Asuransi, juga gencar melakukan ekspansi bisnisnya, yang sudah barang tentu diikuti dengan penambahan produk dan juga maksimalnya marketingnya.
Maka pemahaman konsep perbankan syari’ah, meskipun belum dikatakan merata, akan tetapi telah banyak menyentuh kalangan menengah muslim yang menjadi sasarannya. Banyak teman-teman saya yang kemudian melakukan pendekatan dan juga di dekati oleh perbankan syari’ah dalam mengembangkan bisnisnya. Pun demikian untuk saving-nya. Hal ini juga diikuti dengan asuransi syari’ah. Berkali-kali saya didatangi agen asuransi syari’ah, Continue reading “Trend Muslim Indonesia di Era C3000 (cont)”

Entrepreneurship, Islam, Kronik

Trend Muslim Indonesia di Era C3000


Islamic C 3000Sejak akhir tahun 2010, income per capita rakyat Indonesia adalah  US$ 3.000,-, Dan pada saat itu pula, sejatinya kelas menengah baru telah tumbuh secara progresif di negeri ini.. Saat ini, menurut IMF , berdasarkan data tahun 2011, saat ini sudah memasuki angka US$3.512.. . Prof. Rhenald Kasali (2010), Guru Besar FEUI itu menulis, bahwa para ekonom percaya, angka (pendapatan perkapita) sebesar US$ 3.000 itu akan menjadi cut off penting yang mendatangkan perubahan gaya hidup luar biasa. Dan dalam satu tulisannya, akhir tahun 2012, GDP Percapita Indonesia, hampir menembus angka US$ 4.000. Dus, masyarakat dengan income demikian akan mengkonsumsi apa saja yang mendatangkan perubahan kehidupannya.

Sementara itu, dengan  GDP per capita di angka US$ 3.000, merupakan momentum yang penting bagi suatu negara, karena begitu angka itu terlampaui, negara tersebut akan menikmati pertumbuhan yang cepat. Secara empiris hal itu sebelumnya dialamai negara-negara maju seperti Korea Selatan, China dan Brasil. Begitu tulis Yuswohadi mengutip tulisan ekononom Cyrillus Hernowo di The Jakarta Post pada Oktober 2010.  Dan berangkat dari situ, kemudian mas Siwo merumuskan C3000, yang bermakna Customer 3000

Bertolak dari sini, maka para cerdik cendekia, memaknai bahwa negara yang melewati ambang batas pendapatan per capita US$ 3.000, akan mengalami percepatan pertumbuhan yang fantastis. Artinya, jika benar cara “pengelolaan negaranya” model percepatan pendapatanya, mengikuti pola deret ukur, eksponensial. Jika demikian, pola seperti ini, juga dapat dipakai parameter untuk melihat pertumbuhan dan komposisi demografi penduduknya. Misalnya,  iika di pakai distribusi normal, untuk mengukur pengaruh GDP per-capita US$ 3.000 itu, dihubungkan dengan komposisi penduduk Muslim di negeri ini, seharusnya juga akan diperoleh data dan angka yang fantastis pula Continue reading “Trend Muslim Indonesia di Era C3000”