entrepreneur, technopreneur, Islam

Trend Muslim Indonesia di Era C3000 (cont)


Islamic C 3000Tulisan ini merupakan sambungan dari posting sebelumnya, dimana sudah saya kemukakan 4 (empat) trend dari 11 trend yang akan terjadi dilakangan muslim Indonesia ketika memasuki era C3000. Berikut saya kemukakan nomer 5 sampai dengan 11. Sekali lagi meskipun sangat ringkas, semoga ini memang benar-benar menjadi trend muslim ke depan.

5. Bank dan Asuransi Syari’ah

Kendati kehadiran Bank dan Asuransi Syari’ah di Indonesia jauh mendahului, dari pencapaian GDP Percapita US$ 3.000, tetapi kini justru eksistensinya, sangat mempengaruhi kelas menengah muslim Indonesia. Bersamaan dengan kesadaran untuk menghindari (baca : meminimalisasi) riba, maka persentuhan mereka dengan Bank Asuransi Islam semakin intens. Di tambah lagi, rupanya industry perbankan dan Asuransi, juga gencar melakukan ekspansi bisnisnya, yang sudah barang tentu diikuti dengan penambahan produk dan juga maksimalnya marketingnya.
Maka pemahaman konsep perbankan syari’ah, meskipun belum dikatakan merata, akan tetapi telah banyak menyentuh kalangan menengah muslim yang menjadi sasarannya. Banyak teman-teman saya yang kemudian melakukan pendekatan dan juga di dekati oleh perbankan syari’ah dalam mengembangkan bisnisnya. Pun demikian untuk saving-nya. Hal ini juga diikuti dengan asuransi syari’ah. Berkali-kali saya didatangi agen asuransi syari’ah, dengan menawarkan sederet paket yang menggiurkan. Dan konon pertumbuhan bank dan asuransi syari’ah ini, sungguh sangat menggiurkan.

6. Kavling  dan Cluster Muslim

Di berbagai kota, dan juga pinggiran kota kini banyak ditawarkan Kavling Muslim. Saya pun sebenarnya salah satu “korban” dari konsep Kavling Muslim ini. Biasanya tanah atau rumah yang di tawarkan tidak banyak jumlahnya. Berbentuk cluster,  sehingga dalam satu kawasan paling banyak 50an unit rumah. Dilakukan oleh pengembang Muslim. Meskipun saat ini pengembang besarpun juga menawarkan dengan konsep dan fasilitas yang lebih baik lagi

Biasanya, jualanya adalah fasilitas ibadah, tetangga yang se-Iman, dekatnya jangkauan dengan sekolah-sekolah Islam, dan lain sebagainya. Penghuninya rata-rata adalah umur 30-40an tahun. Well educated, dan orang-orang yang rajin ke Masjid. Mereka bukan orang yang tidak mau berhubungan dengan orang yang tidak se-iman, tetapi alas an utamanya biasanya, mencari lingkungan yang aman. Semacam suaka aqidah dan proteksi iman keluarganya. Dan ternyata dari beberapa tempat yang dekat dengan tempat saya, model Kavling/Cluster Muslim ini cukup laris. Meskipun dari segi harga, juga lumayan cukup mahal.

7. Zakat, Ifaq, Shodaqoh

Seiring dengan peningkatan kesejahteraan ummat Islam dalam hal ekonominya, ternyata juga berbanding lurur dengan kesadaran untuk menunaikan Zakat, Infaq dan Shodaqoh. Mereka kebanyakan tidak lagi menunaikan langsung mengeluarkan sebagian rezekinya itu secara mandiri, tetapi lebih banyak yang diserahkan ke Badan Amil Zakat, atau Lembaga Amil Zakat, yang lebih professional dan transparan dalam pengelolaannya. Meskipun kita masih melihat adanya antrian panjang dan bahkan ada yang sampe meninggal, “hanya” untuk menerima pembagian zakat dari aghniya (muzaki), namun kini kejadian seperti itu sudah tidak banyak lagi.

Hasil kajian yang dilakukan ADB (Asian Development Bank) dan Baznas (Badan Amil Zakat Nasional) menyatakan, potensi pengumpulan dana zakat Indonesia dapat mencapai Rp 217 Triliun. Sementara yang tercatat, terhimpun di Asosiasi Lembaga Zakat di Indonesia yaitu Forum Zakat Nasional dan Baznas baru sekitar 2.2 triliun rupiah. Jadi baru sekitar 10% dari potensi ZIS ini yang tergali. Dan jika dikelola dengan baik, maka akan banyak mustahiq (orang yang berhak menerima) yang akan terangkat kesejahteraannya.

Bahkan tren ini juga terjadi dalam hal-hal special. Misalnya ketika Plestina di serbu Israel, maka fundrising yang dilakukan oleh LAZ juga menunjukkan pendapatan yang significan. Moment bencana alam, juga selalu berhasil mengumpulkan dana yang cukup besar. Termasuk Banjir di Jakarta yang terjadi kemarin. Jadi pertumbuhan kelas menengah muslim ternyata diikuti pula dengan kesalehan social-nya.

8. Produk Halal

Kita tentu masih ingat, beberapa tahun lalu adanya salah satu merk bumbu masak yang di duga mengandung babi, maka sontak ummat muslim protes dan memboikot tidak membeli bumbu masak tersebut. Juga rumah makan, yang tidak mendapat sertifikasi halal dari MUI, maka setelah di umumkan, buru-buru mereka mengejar sertifikasi halal MUI, agar tidak di tinggal lari pelanggannya. Belum lagi, jika dikaitkan dengan sentiment dan issue tertentu, terkaii biokot produk-produk yang mendukung Yahudi misalnya. Meskipun untuk yang ini belum terlalu banyak pendukungnya, tetapi juga berpengaruh terhadap penjualan produk-peoduk tersebut.

Sehingga, kebanyakan kelas menengah muslim yang memang well educated itu, memiliki kedasaran dan kepeduli terhadap apa yang dimakan. Mereka tidak asal makan saja, tetapi factor kehalalan, masih menjadi pertimbangan sebelum mengkonsumsinya. Dan kelompok yang seperti ini, semakin hari semakin bertambah. Dan ini merupakan pasar yang cukup menjanjikan.

9. Klinik dan Obat-obatan Herbal

Seorang kawan bercerita, baru saja berobat ke pengobatan alternative. Mereka menawarkan pengobatan ala Nabi (Thibbun Nabbawi), tetapi kliniknya cukup bersih dan ramai. Memadukan pengobatan tradional dalam kemasan modern. Ruangannya di tata cukup rapid an higienis. Ternyata usut punya usut yang punya adalah seorang purnawiranan Jenderal. Beliau mendirikan itu setelah sakit yang cukup parah, dan di bawa ke RS dan dokter mana saja tidak sembuh. Dan setelah melalui terapi Herbal itu, beliau sembuh. Setelah itu, beliau mendirikan klinik semacam ini, di berbagai tempat.

Sehingga saat ini, yang namanya Bekam (hijamah) itu bukan lagi menjadi konsumsi orang-orang berjenggot saja. Tetapi kelas menengah muslim, mulai mendatangi tempat-tempat bekam itu. Selain untuk melakukan bekam, mereka belanja minyak zaitun, jintan hitam, propolis, madu dan sebagainya. Yang intinya obat-obatan berbasis herbal. Mereka mulai sadar, bahwa sesungguhnya obat-obatan kimiawi itu, sejatinya adalah racun bagi tuh. Sehingga pilihannya adalah back to nature, yang artinya mengkonsumsi obat-obatan herbal. Saya juga selalu mebiasakan, bekan setiap bulan. Dan badan menjadi enak. Coba perhatikan, sekarang pertumbuhan klinik herbal ini menjamur di mana-mana. Dan ini merupakan pasar yang luar biasa juga.

10. Mobile Apss

Pernahkah anda memperhatikan, jika sedang ke Masjid, anak muda yang memegang gadget-nya, kemudian dengan khusyuk menbaca al_qur’an yang ada di gadget-nya itu. Mereka dengan mudah mendapatkannya. Baik melalui App Store, androids market dan lain sebagainya. Mereka bisa download (mengunduh) secara gratis, dan tidak sedikit yang kemudian berbayar.

Mungkin dulu kita sering mendapatkan SMS reminder,  baik melalui pull maupun push content, yang kemudian kita dipaksa membayar dengan harga tertentu, melalui pemotongan pulsa dan lain sebagainya. Kemudian ada operator Telco yang khusus menyediakan content religious, dan lain seterusnya. Nah dengan, semakin berkembangnya technology, kini modelnya juga semakin berkembang.

Perkembangan teknologi, ternyata juga harus diikuti pula dengan, bagaimana strategi umat Islam dalam bermu’amalah. Maka Melalui mobile Apps ini, anda bisa mendapatkan, al-qur’an, tafsir, hadits, do’a-do’a harian. Wall paper tempat tempat bersejarah islam, bahkan buku panduan praktis ibadah, dan lain sebagainya. Semuanya tersedia di awan.  Dan kaum menengah muslim juga sangat aware dengan hal ini. Sehingga betapa besar sesungguhnya pangsa pasar yang bisa di dapat dari mobile apps ini. Tentu sangat menggiurkan.

11. Dinar dan Dirham

Beerapa tahun ini, kesadaran ummat Islam untuk kembali mengiikuti (ittiba’) kepada rosul, semakin tinggi, dan merambah di bebrbagai sector kehidupan. Tidak terkecuali kembabi mempergunakan Dinar dan Dinar sebagai alat tukar. Meskipun masih terdapat dikotomi, tentang dinar dan dirham itu sebagai alat investasi, alat tukar ataupun dua-duanya, akan tetapi saya tidak mau terjebak disitu. Faktanya, saat ini pertumbuhan transaksi dan perputaran dinar dan dirham ini sungguh fantastis.

Biasanya, kelas menengah muslim itu, selain bentraksaksi dengan dinar dan dirham, juga bertransaksi dengan Logam Mulia termasuk emas. Kesadaran ini luar biasa, dan keterjangkauanya semakin mudah. Selain ada dua intstitusi besar yang melakukan sosialisasi dan transaksi secara massif yaitu wakala dinar dan gerai dinar, saat ini perbankan syari’ah dan juga pegadaian melakukannya juga. Sehingga dengan kemudahan keterjanglkauan itulah, yang menyebabkan transaksi di sini semakin terus tumbuh. Dan ini menjadi potensi ekonomi luar biasa.

Saya yakin masih banyak lagi yang bisa kita uraikan dari trend ummat Islam Indonesia memasuki era C3000 ini. Tetapi 11 hal tersebut di atas, paling tidak cukup membuka mata kita, bahwa pertumbuhan kesejahteraan adalah pangsa pasar yang terbuka. Dan inilah kesempatan untuk beribadah dan bermu’amalah lebih baik lagi. Wallahu a’lam

Advertisement

1 thought on “Trend Muslim Indonesia di Era C3000 (cont)”

  1. Assalammualaikum..Barangkali Bapak/Ibu mau pengembangan atau penambahan lagi….
    Dijual murah tanah cariuk, jonggol seluas 13,5Ha beserta dengan villa seluas 350m2, surat shm dan ajb, harga per meter 75.000 nego, pasaran 100.000an.
    http://www.pasarantanahmurah.blogspot.co.id

    Dijual tanah 21 Ha di daerah Setu Bekasi, Pinggir jalan raya alamat dan denah ada di photo (yg di stabilo hijau).
    Harga Rp. 500,000,-/permeter nego, 90% surat sudah SERTIPIKAT. Info lengkap ada di:
    http://www.tanahdisetubekasi.blogspot.co.id.
    Insyaalloh harganya ini murah.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.