Entrepreneurship, Peradaban

Kita Harus Kaya


“Kita harus kaya dan kaya, namun bukan untuk pribadi tetapi untuk lembaga. Karena yang kita pikirkan adalah seluruh dunia, bagaimana meng-Islamkan peradaban sekarang”.

TIBA-TIBA saya teringat salah satu ceramah Allahuyarham Ustadz Abdullah Said yang dikutip dalam buku Mencetak Kader.

Dalam sebuah kesempatan kuliah malam Jum’at, 25 Maret 1990, beliau menyampaikan bahwa, “Kita harus kaya dan kaya, namun bukan untuk pribadi tetapi untuk lembaga. Karena yang kita pikirkan adalah seluruh dunia, bagaimana meng-Islamkan peradaban sekarang”.

Jika dimaknai dalam konteks ideologis, maka pernyataan tersebut di atas, adalah sebuah doktrin. Yang menuntut para sahabat di sekitar beliau saat itu dan juga generasi sesudahnya yang berpegang teguh pada manhaj yang beliau usung, untuk mengelaborasi lebih jauh, sehingga menjadi salah satu agenda gerakan organisasi.

Pendeknya, kita tidak bisa berlepas begitu saja, dari statement itu. Continue reading “Kita Harus Kaya”

entrepreneur, technopreneur, Entrepreneurship

Entrepreneur itu Petarung, Gagal itu Biasa !


“Kegagalan itu hanya milik si penakut nan pecundang, keberhasilan itu milik sang pemberani nan petarung” (renungan akhir tahun)

Traffic sign for Winners or Losers - business conceptMenjadi entrepreneur adalah sebuah perjuangan. Banyak cerita jatuh-bangun, yang mewarnai kehidupannya. Hampir dipastikan, tidak ada entrepreneur yang dalam karirnya berjalan mulus. Kejatuhan, kegagalan atau kebangkrutan, seringkali mewarnai kehidupanyya. Diantara mereka berguguran di tengah jalan. Disaat perjalanan yang ditempuhnya masih belum sampai di tempat tujuan. Ada yang masih sebentar dan pendek dalam menempuh perjalanan, ada yang sudah jauh sekali dan melewati beberapa rintangan. Tetapi, semuanya sama, terjerembab dalan jurang kegagalan. Ada yang bisa bangkit, setelah terpuruk. Dan tidak sedikit yang terus terbenam dalam keterpurukan. Ada pula yang kemudian beralih profesi, ketika sedang terjatuh itu. Hal ini adalah biasa, manusiawi. Ada baiknya kita dengar petuah kurang lebih seabad yang lalu, Thomas Alva Edison, seorang penemu lampu pijar, yang telah melalui serangkaian trial and error dalam ujicobanya. Dia, mengingatkan kita dengan sebuah kata mutiaranya,Banyak sekali kegagalan dalam hidup adalah mereka yang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan ketika mereka menorah”.

Kita seringkali menyerah, ketika menemukan hambatan dalam bekerja dan berbagai hal lainnya. Hambatan itu bisa datang di awal, ditengah perjalanan dan bahkan menjelang akhir perjalanan. Kita dengan mudah menganggap senantiasa menemukan jalan buntu, dan dihadapkan pada pintu-pintu besi yang tergembok dengan rapat dan kokohnya. Seolah tidak ada jalan keluar dari permasalahan yang kita hadapi. Lalu, darinya ada alasan buat kita, bahkan menjadikannya sebagai pembenar, untuk melempar handuk, dan kemudian menyerah dan pasrah dengan kenyataan. Kita mundur teratur. Dan kekalahan, kemudian berpihak kepada kita. Tanpa kita sadari, kita telah menjerumuskan diri kita, sebagai pecundang. Continue reading “Entrepreneur itu Petarung, Gagal itu Biasa !”

entrepreneur, technopreneur, Entrepreneurship, IT

Belajar dari Tumblr


tumblrUsianya masih 26 tahun. Ketika memulai terjun di dunia bisnis, lima tahun lalu, usianya baru menginjak 21 tahun. Saat teman sebayanya, masih duduk di bangku kuliah dan menikmati uang jajan dari orang tuanya. Dia memilih jalan lain. Jalan terjal dan mendaki, sebagaimana telah dilakukan oleh beberapa orang tyang telah mendahuluinya. Dia sadar, bahwa jalan yang ditempuh bukan bertabur kemudahan, akan tetapi akan berhadapan dengan rintangan dan tantangan, yang senantiasa menghadang. Justru ternyata itulah, yang membakar adrenalin anak muda itu. Bukan gemerlap fasilitas yang dia miliki. Dia memulai didalam sebuah kamar ibunya, di bilangan New York. Ide itu ditemukan, dan kemudian secara perlahan di wujudkan, dengan jerih payah. Bukan dengan kemudahan.

Dia berhasil menangkap peluang, di saat Twitter, You Tube, Facebook dan WordPress, belum meledak di dunia maya seperti sekarang ini. Idenya sebenanrnya sederhana, bagaiaman dia bisa menggabungkan gambar, foto dan pesan dalam sebuah tempat online. Tidak butuh waktu lama. Karena dia tahu, bahwa akan muda butuh “eksis” dan “narsis”, makanya tidak butuh lama. Layanan ini langsung meledak. Meski di Indonesia tidak terlalu terkenal, tetapi di negara asalnya sana, layanan ini cukup disambut dengan baik, terutama oleh kalangan anak muda. Dan atas dasar inilah, kemudian Yahoo berani meng-akuisisi dengan nilai yang sangat fantastis.

Ya, anak muda itu bernama David Karp, dan layanan besutannya itu, bernama Tumblr. Karp tidak pernah tamat SMA. Saat usianya 15 tahun, sebagaimana dilansir Sidney Morning Herald, Karp meninggalkan bangku SMA Continue reading “Belajar dari Tumblr”