Islam, Peradaban, Politik.

Pray For Palestine


Yahudi Laknatullah kembali berulah lagi. Kekejaman bangsa kera itu, dilakukan malam hari di bulan Ramadhan. Selepas berbuka, di saat umat Islam sedang melakukan shalat tarawih di masjid Al Aqsa. Penjajah itu,  mengerahkan polisinya untuk melepaskan tembakan peluru karet dan granat kejut ke warga Palestina yang tengah melaksanakan ibadah salat tarawih di komplek Masjid Al-Aqsa pada Jumat (7/5) malam. Kekerasan ini sudah berlangsung selama satu pekan di Kota Suci dan Tepi Barat. Kita dapat saksikan dan lihat diberbagai media yang mempublikasikannya.

Sedikitnya, hingga hari sabtu 8/5, tercatat ada 205 warga Palestina dan 17 petugas terluka dalam bentrokan malam hari di situs paling suci ketiga Islam dan di sekitar Yerusalem Timur. Petugas medis pontang-panting mengurusi kurban di saat polisi Israel membabi buta dan menggila, menghajar penduduk Palestina yang sedang khusyuk beribadah itu.

Salah satu alasan yang ramai di publik disebutkan bahwa, kekerasan ini terjadi akibat kebijakan Israel yang melarang Muslim masuk ke dalam Kota Tua selama bulan suci Ramadhan. Pihak berwenang Israel juga meminta sejumlah keluarga Palestina meninggalkan rumah mereka untuk memberi ruang bagi pemukim Israel.

Padahal permasalahan utamanya adalah bermula saat Israel tidak hanya menyuruh pindah warga Palestina, akan tetapimerebut dan menduduki tanah milik warga Palestina di daerah Sheikh Jarrah, dengan cara mengusir pemilik tanah air yang syah atas pemukiman tersebut. Sengketa ini sudah terjadi bertahun-tahun. Awal tahun ini, sebuah pengadilan distrik di Yerusalem memutuskan bahwa rumah-rumah itu legal milik keluarga Yahudi. Padahal kenyataannya adalah sebaliknya, sejatinya Yahudi biadab itulah yang merampas dengan kekerasan.

Pengadilan penjajah pasti membela rakyat Israel itu. Mereka mengklaim bahwa pembelian tanah  itu dilakukan beberapa dekade lalu. Padahal pembelian itu dilakukan secara illegal, akibat pengusiran dan pendudukan. Sehingga keluarga-keluarga Palestina yang berada di Sheikh Jarrah, memberi bukti atas kepemilikan tanah tersebut, bahwa rumah mereka diperoleh dari otoritas Yordania yang menguasai Yerusalem Timur antara tahun 1948 hingga 1967 silam. Akan tetapi, denga jumawa penjajah Israel tidak mengakuinya.

Menanggapi kejadian ini, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga buka suara. Melansir AFP ia menyebut Israel sebagai negara teroris. “Israel, negara teroris yang kejam, menyerang Muslim di Yerusalem dengan cara yang biadab tanpa etika,” kata Erdogan.

Sementara itu Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh mengirim pesan langsung kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan kepadanya “jangan bermain-main dengan api.” “Ini adalah perjuangan yang tidak dapat dimenangkan oleh Anda, tentara Anda, polisi Anda, dan seluruh negara. Kami akan mempertahankan Yerusalem apa pun pengorbanan yang harus kami lakukan,” ujar Haniyeh, yang dikutip dari lapor Ynet.

Demikian halnya dengan badan-badan Arab di seluruh Timur Tengah secara luas mengutuk kekerasan polisi Israel selama bentrokan dengan jemaah di Masjid Al-Aqsa pada Jumat (7/5/2021), seperti yang dilansir dari The Jerusalem Post pada Sabtu (8/5/2021).

Di Indonesia MUI dan Ormas-ormas Islam mengutuk keras serangan Penjajah Israel terhadap umat Islam yang sedang melaksanakan sholat tarawih tersebut. Dslam keterangan pers-nya, MUI menyatakan “Langkah empati dan konstruktif ini juga bisa dilakukan oleh negara negara Uni Eropa dan lain lain. Secara bersama-sama negara negara ini bisa melakukan tekanan internasional terhadap Israel melalui PBB. Jika diperlukan, Israel diberi sanksi internasional.”

Namun secara resmi pemerintah Indonesia, setidaknya hingga hari ini belum mengeluarkan pernyataan sikapnya. Mungkin sedang sibuk mengurusi Bipang Ambawang yang kini sedang menjadi viral tersebut.

Padahal, seharusnya Pemerintah RI, berada pada garda terdepan ketika melihat penjajahan yang biadab seperti ini. Sebagai wujud pelaksanaan pembukaan UUD ’45 pada alinea pertama,”Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.”

Bangsa Pembohong

Israel sebagai bangsa penjajah, sekaligus bangsa yang bengis dan pembohong. Selalu ingin menang sendiri. Tidak pernah menepati janji. Setiap kebijakan maupun perjanjian yang telah disepakati, bakal diingkari dan dikhianati. Hal ini berlangsung terus-menerus dan mengulang-ulang. Anehnya bangs aini masih saja bisa eksis. Memang sebenarnya jika umat yakin, sebenarnya tinggal tunggu waktu atas kehancuran Israel ini.

Terkait dengan sikap bangsa Israel ini, al Qur’an telah banyak memberikan petunjuk, bagaimana kemurkaan Allah terhadap Yahudi ini :

فَبَاءُوا بِغَضَبٍ عَلَىٰ غَضَبٍ ۚ وَلِلْكَافِرِينَ عَذَابٌ مُّهِينٌ} [البقرة : 90]

“Karena itu mereka (Yahudi) mendapat murka di atas kemurkaan (yang mereka dapatkan sebelumnya). Dan untuk orang-orang kafir adzab yang menghinakan.” [Al-Baqarah : 90]

Sehingga relevan juga untuk mengutip pernyataan Adolf Hitler mengenai Yahudi tersebut. Dia bilang sebagai berikut :“Ich konnte all die Juden inua dieser Welt zu zerstören, aber ich lasse ein wenig drehte-on,so können Sie herausfinden, warum ich sie getötet” (Bisa saja saya musnahkan semua Yahudi di dunia ini, tapi saya sisakan sedikit yang hidup, agar kamu nantinya dapat mengetahui mengapa saya membunuh mereka)

Kekejaman demi kekejaman, kebiadaban demi kebiadapan terus berlangsung terhadap saudara muslim kita di Palestina. Semua yang dilakukan itu tanpa adanya peri kemanusiaan sama sekali. Dan pelanggaran HAM berat sesungguhnya nyata terjadi disitu. Tetapi, ketika menghadapi Yahudi dan yang menimpa Umat Islam, sekelas PBB pun melempem, tidak ada suaranya yang berarti. Jika ada suaranyapun tidak dihiraukan oleh Bangsa Penjajah itu. Dengan pongah, Bangsa yahudi itu melanggar. Dan tetap tidak kena sanksi.

Sehingga, semakin hari penderitaan rakyat Palestina semakoin memilukan. Bahkan mereka terusir dari tanah airnya sendiri. Terkait dengan itu pernyataan Recep Tayib Erdogan ini, patiut direnungkan “Anda tidak perlu menjadi muslim untuk membela palestina, cukup menjadi manusia.” Begitulah statemen Presiden Turki yang menggambarkan, wujud soidaritas tidak hanya sebatas solidasitas sesame muslim, akan tetapi solidaritas antar umat manusia.

Tetapi kita yakin bahwa Palestina, Masjidil Aqsa dan Baitul Maqdis, akan Kembali ke pangkuan umat Islam, cepat atau lambat. Sebagaimana Umar bin Khaththab dan Shalahuddin Al-Ayyubi merebut Baitul Maqdis dari kaum kafir. In Syaa Allah hal itupun pasti akan terjadi. Semua berpuloang kepada kualitas iman dan kepemimpinan umat Islam.

Mumpung masih di penghujung bulan Ramadhan, do’a terbaik wajib kita panjatkan untuk saudara-saudara kita di Palestina, di waktu-waktu mustajabah. Terutama di witir saat qiyamul lail dengan melantunkan Qunut Nazillah. Disamping itu bantuan kemanusiaan juga wajib kita salurkan melalui lembaga resmi yang memiliki reputasi yang baik terhadap bantuan kepada muslim Palestina.

Terakhir, mari kita renungkan Surat Ali Imran : 112 ini

{ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُوا إِلَّا بِحَبْلٍ مِّنَ اللَّهِ وَحَبْلٍ مِّنَ النَّاسِ وَبَاءُوا بِغَضَبٍ مِّنَ اللَّهِ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الْمَسْكَنَةُ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُوا يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ الْأَنبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ ۚ ذَٰلِكَ بِمَا عَصَوا وَّكَانُوا يَعْتَدُونَ} [آل عمران : 112]

Telah ditimpakan kepada mereka (Yahudi) kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah serta ditimpakan kepada mereka kerendahan. Yang demikian itu (yakni: ditimpa kehinaan, kerendahan, dan kemurkaan dari Allah) karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu (yakni: kekafiran dan pembunuhan atas para nabi-nabi) disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas.” [Ali ‘Imran : 112]

Semoga Allah hancurkan Yahudi Laknatullah tersebut, dan memenagkan Islam. Sebagaimana cara Umar bin Khaththab dan Salahuddin Al Ayubi, mengembalikan Al Aqsa dan Baitul Maqdis ke pangkuan Islam. Tidak bisa dengan diplomasi dan menunggu belas kasihan dari penjajah. Harus ada perlawanan, jihad fi sabilillah. Wallahu A’lam

Advertisement
ekonomi, entrepreneur, technopreneur, Entrepreneurship

Closed-Loop Market


Sebagaimana yang kita baca diberbagai kitab sirah, maka salah satu pilar peradaban yang di bangun setelah hijrah di Madinah adalah membangun Pasar. Sebab saat itu, dominasi ekonomi Madinah di bawah kendali Yahudi bani Qainuqa. Sementara itu, menuruf Prof Ash-Shalabi, hijrahnya kaum Muslimin ke Madinah, menyebabkan bertambahnya beban ekonomi di pundak negara yang baru berdiri ini. Sehingga, Nabi SAW, melakukan berbagai upaya untuk mengatasi krisis ini dengan berbagai cara dan metode. Selain mempersaudarakan antara kaum Muhajirin dan Anshor dan membangun Masjid Nabawi untuk mengakomodasi sebanyak mungkin orang-orang miskin Madinah, maka beliau juga memberi perhatian besar untuk urusan ekonomi ini.

Melihat cengkeraman Yahudi di sektor ekonomi yang kuat ini, dimana merekalah yang memiliki pasar niaga dan harta di Madinah, mengendalikan harga barang dan memonopolinya, memungut pajak yang tinggi, penh dengan praktik riba, serta mengeksploitasi keuntungan dari kebutuhan manusia. Nabi melihat ini adalah permasalahan mendasar yang harus diselesaikan. Maka, kaum Muslimin harus membangun pasar sendiri, untuk menyaingi sekaligus memotong rantai perdagangan yang selama ini di dominasi Yahudi, atas sumber-sumber kekayaan dan ekonomi Madinah. Selain itu, pasar yang dibangun juga menerapkan nilai-nilai islam, jauh dari sifat culas dan riba lainnya, yang saat itu menjadi jualan dan sistem di pasar yahudi. Dan didalamnya, di ajarkan serta dipraktekkan akhlak mulia dalam perniagaan. Maka, nabi memilihkan tempat di bagian barat Masjid Nabawi sebagai pasar bagi mereka, kemudian beliau bersabda.”Ini adalah pasar kalian, Di sini kalian tidak direndahkan dan tidak dipungut pajak.” Continue reading “Closed-Loop Market”

entrepreneur, technopreneur, Entrepreneurship, Islam

Produsen Muslim


Dalam berbagai kesempatan, termasuk di blog ini, sudah sering saya sampaikan hasil pengamatan langsung, mendengar ceramah ikut seminar dan lain sebagainya. Bahwa produk yang menguasai pasaran Indonesia saat ini, banyak yang dihasilkan oleh non muslim. Bahkan itu banyak dari perusahaan MNC, yang membuat pabrik disini, kemudian merebut pasar muslim. Dan, tidak sedikit dari produsen itu, yang di golongkan sebagai penyokong zionis yahudi. Terapi kita tetep membelinya. Dus artinya secara tidak langsung kita jadi pendukungnya pula. Sebab keuntungan dari produk yang kita beli, menjadi donasi ke Israel, dan bisa jadi peluru yang menembus, para mujahid disana berasal dari keuntungan barang yang kita beli itu. Na’udzu biLlahi minta dzalik.

Data dilapangan menyebutkan bahwa, tidak kurang dari 70% dari barang yang di jual diritel modern, atau warung-warung kecil itu berasal dari perusahaan Unilever, P&G, indofood, wing food, netsle, dlsb. Mereka menguasai pasar sampai ke jalur distribusinya. Bahkan dengan ketersediaan barang yang dibatasi serta term of payment yang semakin mepet Continue reading “Produsen Muslim”