
Beberapa waktu lalu, mendapatkan curhat dari seorang sahabat yang bisnis dan usahanya sedang mengalami kebangkrutan, rugi terus menerus, sehingga terancam gulung tikar. Hampir putus asa, karena dililit hutang dimana-mana. Baik kepada vendor maupun ke karyawan. Kondisi seperti ini, sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi kondisi seperti saat ini, meski pandemi sudah berangsur berakhir, akan tetapi ternyata masih banyak usaha dengan berbagai sekala, terutama UMKM yang belum pulih.
Sebagai orang yang pernah mengalami kondisi seperti itu, yang bisa dilakukan pertama adalah ber-empati. Mendengarkan keluh kesahnya. Sebab seringkali orang butuh menumpahkan uneg-unegnya, agar ada yang menampungnya, sekedar untuk mengurangi beban yang berat. Itu saja sudah cukup. Kadang tidak butuh bantuan langsung. Meskipun jika bisa membantu itu lebih baik.
Dengan melihat momentum agar tidak terkesan menggurui, sambil kemudian sesekali menyampaikan saran untuk sabar dan tawakal dengan semakin mendekatkan diri kepada Sang Khalik. Ber-istighfar dan muhasabah diri, jangan-jangan ada yang salah kita selama ini. Kita lihat hubungan dengan Aallah ta’ala bagaimana, hubungan dengan sesama manusia bagaimana dan seterusnya. Selanjutnya jangan sampai putus asa, tetap terus berusaha semaksimal mungkin. Begitulah semestinya ikhtiar yang kita lakukan, selebihnya kita serahkan kepada Allah ta’ala. Continue reading “Bangkrut Yang Sesungguhnya”