ekonomi, Entrepreneurship, Peradaban

Sekali Lagi Tentang Investasi Bodong


source : kompasiana

Beberapa hari ini, sejak menjelang Idul Fitri, banyak meme berseliweran yang membahas tentang ini. Variasinya dan jenisnya bermacam-macam. Akan tetapi pesan moral yang diusung sama. Yaitu sebuah kalimat yang bermula dari uang THR anak-anak yang dititipkan ke orang tua,“Sini titip ke mamah aja, nanti takut ilang duitnya,” begitu biasanya cara emak-emak meminta anaknya untuk menitipkan uang THR yang di dapat oleh anak-anak, buah dari silaturrahim Idul Fitri. Dan kemudian ditambahin caption, disitulah anak-anak mengenal investasi bodong.

Dan kejadian seperti ini sebenarnya sudah biasa dan hampir terjadi di semua anak-anak. Yang menjadi masalah kemudian adalah, ketika pada waktunya meminta uangnya untuk beli sesuatu, maka banyak emak-emak yang bilang jangan dipakai sekarang, ditabung dulu. Bisa jadi ini merupakan cara emak-emak sebagai investment manager, mengajari cara mengelola uang dengan baik, dengan cara hidup hemat dan terencana kepada anak-anaknya. Atau memang emak-emak mempunyai planning lain agar uang milik anak-anak yang dititipkan digunakan untuk dikelola, ditempatkan dan dimanfaatkan untuk keperluan lainnya, sehingga nanti pada waktunya akan dikembalikan kepada anak sesuai keperluan yang penting dan mendesak.

Disaat yang samapun  sebenarnya anak-anak juga memiliki rencana, serta sudah berhitung untuk membeli sesuatu yang sudah dibayangkan dan diinginkan sebelumnya. Disini awal tidak terjadinya titik temu antara yang menitipkan dan yang dititipi. Bahkan tidak sedikit uang yang dititipkan anak tidak ditarik kembali, karena keburu dipakai untuk keperluan lain tadi. Sehingga uang titipan itu, akhirnya tidak bisa kembali lagi. Inilah yang kemudian dianalogikan dengan investasi bodong itu.

Meskipun awalnya hal itu merupakan candaan dan untuk lucu-lucuan saja, ternyata dijadikan anak-anak remaja protes kepada orang tuanya, bahwa selama ini ternyata begitu. Padahal sebagaimana dijelaskan di atas, namanya orang tua, pasti memiliki rencana terbaik bagi anak-anaknya. Jadi PR bagi orang tua yang memiliki anak remaja untuk menjelaskannya. Jika merujuk Islam, maka yang dilakukan oleh orang tua itu tidak salah, sebagaimana dalam hadits berikut ini :

عن عائشة عن النبي صلى الله عليه و سلم أنه قال ” ولد الرجل من كسبه من أطيب كسبه فكلوا من أموالهم “
Dari Aisyah dari Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Anak seseorang itu termasuk jerih payah orang tersebut bahkan termasuk jerih payahnya yang paling bernilai, maka makanlah sebagian harta anak.” ( Sunan Abu Dawud no.3529)

Tentang Investasi Bodong

Contoh anak titip uang ke orang tua tersebut sebenarnya salah satu bentuk sarkas, sekaligus dibuat lucu-lucuan. Dan jika dicermati, itu sarat dengan sindiran yang memang kini sedang terjadi. Tetapi berbeda dengan investasi bodong dan ilegal yang akan kita bahas. Seperti bumi dan langit. Nampaknya hal ini dipicu oleh maraknya praktik investasi bodong dan ilegal ditengah-tengah masyarakat kita akhir-akhir ini, penuh dengan unsur penipuan. Meskipun sudah banyak kasus yang terbongkar, namun tetap terulang lagi. Ibarat pepatah, hilang satu tumbuh seribu. Selalu bermunculan disetiap saat dan disetiap waktu.

Secara sederhana investasi bodong dan ilegal itu merupakan investasi yang akan meminta kita untuk menanamkan sejumlah uang atau modal dalam produk atau bisnis tertentu. Tetapi sebenarnya penanaman uang itu sejatinya tidak pernah ada, atau kemudian digelapkan dan dimanfaatkan untuk kepentingan lainnya, sehingga membuat kita pasti akan mengalami kerugian.

Sebulan lalu, kita dapati beberapa anak muda yang melakukan flexing. Dimana Flexing merupakan istilah yang digunakan untuk pamer kekayaan. Dengan banyaknya platform media sosial, maka flexing semakin mudah. Menurut Cambridge Dictionary, flexing adalah menunjukkan sesuatu yang dimiliki seseorang atau apa yang diraih tetapi dengan cara yang dianggap oleh orang lain tidak menyenangkan. Tujuannya untuk membangun kepercayaan dan pencitraan kepada customer dan calon customer sebagai target market, sehingga mereka tertarik untuk mengikuti langkahnya.

Hal ini bisa kita lihat misalnya kasus  sebelumnya first travel beberapa tahun lalu. Dimana pasangan pemiliknya sering flexing dengan menunjukkan sosialita dan gaya hidupnya yang glamour dengan tour, travel serta mengikuti pameran diberbagai negara. Memakai tas branded, baju mahal, jam tangan mahal, kendaraan premium, pesawat kelas bisnis dan lain sebagainya. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya tujuannya selain pamer, juga untuk merayu dan mempengaruhi customer untuk percaya dan menempatkan dananya dalam hal ini sebagai biaya umrah/haji, yang ternyata permainan skema ponzi itu. Sehingga mereka tidak pernah berangkat umrah/haji yang dijanjikan padahal sudah membayar. Karena uang yang mereka setor, dipergunakan untuk kepentingan lainnya.

Modus Operandi

Anak muda yang saya maksud di atas adalah Indra Kenz dan dan Doni Salmanan yang dikenal sebagai crazy rich dan  suka flexing itu. Bahkan menjadi influencer di berbagai kesempatan. Tidak sedikit anak muda yang tertarik dan mengikuti langkahnya, yang kemudian malah terjerumus dalam kerugian dalam investasinya. Keduanya  saat ini dipenjara dan terjerat kasus hukum, lantaran aktif sebagai afiliator yang menawarkan keuntungan dari trading lewat aplikasi Binomo dan Quotex.

Menurut tempo.co  ada enam modus yang digunakan oleh Crazy Rich Medan dan Bandung tersebut dalam melakukan aksinya :

Modus pertama adalah penipuan dengan menjanjikan keuntungan atau bunga tinggi atas modal yang disetorkan para investor. Investor sebelumnya menyerahkan dana untuk pengelolaan investasi properti, saham, trading commodity dan lain-lain. “Yang ternyata itu adalah fiktif,” kata Agus.

Modud Kedua, penipuan dilakukan dengan penggunaan dana nasabah tidak sesuai dengan peruntukannya. Dana yang seharusnya diinvestasikan, malah digunakan demi kepentingan pribadi maupun kelompoknya.

Modus ketiga adalah mengumpulkan dana dari masyarakat yang bukan anggota koperasi dan digunakan dalam kegiatan perbankan. Mereka menggunakan modus dengan seolah-olah membuat koperasi.

Modus keempat menggunakan aplikasi artificial intelligence dan memanfaatkan bursa komoditas. “Yang keduanya (robot trading dan binary option) fiktif dan ilegal untuk menarik investor dan menyetorkan sejumlah dana tertentu untuk dijanjikan keuntungan yang lebih banyak,” ujar Agus.

Modus kelima adalah dengan menjanjikan trading online di bursa komoditas dan menawarkan keuntungan yang tinggi dan konstan, namun ternyata fiktif.

Modus keenam, penipu melakukan trading di bursa komoditas atau platform yang belum mengantongi izin alias ilegal. Dimana penipuan dilakukan secara daring dengan melakukan trading di bursa commodity yang ternyata belum berizin dan fiktif dana digelapkan.

Dengan adanya berbagai modus itu, maka kita jangan mudah tergoda iming-iming janji keuntungan jumbo secara instan melalui berbagai bisnis investasi ilegal. Termasuk di dalamnya robot trading dan binary option.

Lalu apa hubungannya dengan titip uang ke mamah di atas. Ternyata ada sebagai anak bangsa, kita sering mengulang sesuatu yang sama, meskipun itu “merugikan”. Dalam kasus investasi ilegal/bodong ini ternyata juga merupakan perulangan dari waktu ke waktu, kerena lebih banyak yang tergiur dengan keuntungan yang tinggi dan instan. Tidak mengikuti proses yang wajar (sunatullah), yang biasnya memang membutuhkan waktu dan kesabaran.  Sebuah mindset, yang harus diubah sejak dini. Wallahu a’lam

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.