
Sholat Id di halaman parkir Jakarta International Stadium (JIS) cukup fenomenal. Setidaknya ada sekitar 30 ribuan jama’ah menghadiri sholat Idul Fitri, 1 syawal 1443 H atau bertepatan dengan 2 Mei 2022 itu. Padahal panitia, mempersiapkan untuk 20 ribu jama’ah. Meskipun arus mudik cukup tinggi, namun antusiasme warga Jakarta dan sekitarnya untuk hadir di JIS tidak bisa dibendung juga. Meski masjid-masjid dan beberapa tanah lapang juga melaksanakan sholat Id, tetapo nampaknya JIS memiliki daya tarik tersendiri. Gubernur Anies Baswedan dan beberapa pejabat juga berbaur dengan jama’ah yang berduyun ke JIS tersebut sejak selepas Subuh. Khotibnya KH. Dr. Cholil Nafis, Wakil Ketua MUI Pusat. Sedangkan Imamnya adalah Ustadz Heri Kuswanto yang menjadi juara MTQ Nasional 2018.
Jika kita lihat video dan foto yang tersebar di berbagai media sosial, sholat Idul Fitri di JIS ini memang viral dan fenomenal. Sebagai sebuah syiar, hal ini cukup efektif. Karena memang JIS sendiri didesain dan dibangun untuk multifungsi, selain fungsi utamanya untuk lapangan olahraga, juga untuk kegiatan sosial, kesenian, kebudayaan dan termasuk keagaam, seperti sholat Id ini. Kendatipun demikian, kita masih dapati cuitan dan nyiniran bernada miring terhadap pelaksanaan Sholat Idul Fitri di JIS ini. Memang aktifitas Gubernur DKI ini tak lepas dari sorotan publik, apapun itu.
Dan seperti biasa, hal ini seringkali dikaitkan dengan isu-isu politik kontemporer, terutama pilpres 2024. Dimana gubernur DKI yang akan berakhir jabatannya pada Oktober 2022 nanti, memang selalu menempati 3 besar, dalam hampir semua survei yang dilakukan oleh berbagai lembaga survei. Dan ini menunjukkan bahwa Mas Anies menjadi salah satu kandidat kuat dan potensial presiden 2024. Reaksi seperti ini, tidak dipungkiri merupakan akibat dari masih adanya sisa-sisa keterbelahan rakyat sejak pilgub DKI 2017 juga pilpres 2019 yang lalu. Tetapi jika dicermati lebih jauh, selain faktor kebencian akibat dari polarisasi yang dipelihara selama ini, juga kurang jauh pergi dan wawasannya mereka yang sering disebut sebagai BuzeRp itu.

Stadion menjadi salah satu alternatif untuk pelaksanaan Sholat Id yang memang mengumpulkan banyaknya jamaah. Apalagi di perkotaan. Hal ini dibuktikan dengan ternyata JIS tidak sendirian sebagai tempat sholat Id. Bertempat di Edwood Park Stadium, stadion milik klub sepak bola Blackburn Rovers di Inggris juga melaksanakan Sholat Idul Fitri, malah di dalam stadiun. Ya di atas rumput hijau lapangan sepak bola itu. Menurut akun resmi klub tersebut @rovers dilaporkan lebih dari 3.000 jama’ah membawa sajadah mereka ke Ewood Park untuk salat Idul Fitri, untuk merayakan akhir bulan suci Ramadhan. Meskipun di kota Blackburn sendiri pelaksanaan sholat Id juga dilakukan di 40 an Masjid yang ada di kota itu.
Sementara di kota Birmingham, masih di Inggris, dikabarkan juga ribuan orang menghadiri salat Idul Fitri di Stadion Edgbaston, menandai berakhirnya bulan suci Ramadhan. Edgbaston Stadium sendiri merupakan stadion klub Cricket di kota tersebut. Sedangkan di Small Heath Park Birmingham perayaan Idul Fitri telah dihadiri sebanyak 140.000 Muslim bergabung dalam satu jama’ah. Dimana hal ini tidak dapat terjadi selama pandemi coronavirus dua tahun lalu.
Di benua Afrika, puluhan ribu jamaah menghadiri pelaksanaan Shalat Idul Fitri di stadion Jigjiga, negara bagian Somalia. Dimana 99,9 persen penduduk Somalia adalah muslim. Puluhan Ribu jama’ah juga berbondong-bondong menuju Addis Ababa Stadium di negara Ethiopia. Stadion sepak bola itu sesak dan penuh dengan jama’ah. Meskipun kemudian diwarnai ada kerusuhan setelah sholat Id. Karena adanya protes adanya diskriminasi/perilaku yang tidak adil oleh mayoritas kristen di negara itu, terhadap umat muslim disana.
Sementara itu umat muslim di Arizona Amerika Serikat, juga memanfaatkan stadion untuk melaksakanan Sholat Idul Fitri. Ribuan orang berbondong-bondong menuju Arizona State University Stadium. Lapangan sepakbola milik Universitas Arizona tersebut, di jejali jama’ah dari sekitar wilayah Arizona yang beribukota di Phoenix itu. Di negara bagian Arizona sendiri, populasi muslim hanya sekitar 1% dari 7,151,502 penduduk Arizona.
Demikian juga penduduk muslim di wilayah Asia, Timur Tengah dan beberapa negara yang mayoritas muslim maupun di seluruh belahan dunia lainnya yang muslimnya minoritas terkait sholat Id ini, selain dilaksanakan di masjid-masjid, juga dilaksanakan di stadion, tanah lapang dan taman-taman kota. Sekali lagi ini wujud syi’ar Islam itu sendiri. Dimana berbagai uluma’ meneyebutkan bahwa shlat Idul Fitri ini sebagai Sunnah Mu’akadah. Sehingga dimanapun sholat Idul Fitri dan juga Idul Adha dilaksanakan, yang jelas harus sesuai dengan ketentuan syari’ah yang ada. Kata kuncinya tidak melanggar kaidah-kaidah yang ada. Hadits berikut memberikan penjelasan dimana tempak sholat Id itu bisa dilaksanakan.
Dari abu Saʻid al-Khudri r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: “Rasulullah saw keluar ke lapangan tempat salat (mushala) pada hari Idulfitri dan Iduladha, lalu hal pertama yang dilakukannya adalah salat, kemudian ia berangkat dan berdiri menghadap jamaah, sementara jamaah tetap duduk pada saf masing-masing, lalu Rasulullah menyampaikan wejangan, pesan, dan beberapa perintah”[HR al-Bukhari].
An Nawawi mengatakan, “Hadits Abu Sa’id Al Khudri di atas adalah dalil bagi orang yang menganjurkan bahwa shalat ‘ied sebaiknya dilakukan di tanah lapang dan ini lebih afdhol (lebih utama) daripada melakukannya di masjid. Inilah yang dipraktekkan oleh kaum muslimin di berbagai negeri. Adapun penduduk Makkah, maka sejak masa silam shalat ‘ied mereka selalu dilakukan di Masjidil Haram.” (Syarh Muslim, An Nawawi, 3/280, Mawqi’ Al Islam.)
Dengan demikian maka, kita tidak perlu mempertentangkan keduanya, apakah sholat Id dilaksanakan di Masjid ataukah di tanah lapang. Karena masing-masing juga memiliki dalil. Meskipun dalam hadits serta syarah yang di tulis Iman An Nawawi tersebut di atas menerangkan lebih afdhol jika dilaksanakan di tanah lapang. Wallahu a’lam