Parenting, Peradaban

Daiyah Itu Bernama Kartini


kartini-siluet

Raden Adjeng Kartini (21 April 1879 – 17 September 1904) atau sebenarnya lebih tepat disebut Raden Ayu Kartini adalah seorang Pahlawan Nasional Indonesia. Kartini bukan satu-satunya pahlawan bagi kemerdekaan Indonesia. Sangat banyak perempuan yang punya jasa bagi negara, namun nama mereka tak setenar Kartini. Yang membedakan adalah kemampuan komunikasi dan tulis menulis serta korespondensi dengan orang asing, sebagai sebuah kemampuan yang langka dijamanya. Demikian juga konten yang ada dalam tulisannya tersebut yang menggungah dan menginspirasi kaum perempuan melampuai jamannya.

Dalam sebuah suratnya, Kartini pernah menulis,“Kami di sini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak-anak wanita, bukan sekali-kali karena kami menginginkan anak-anak wanita itu menjadi saingan laki-laki dalam hidupnya. Tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya yang diserahkan alam (sunatullah) sendiri ke dalam tangannya: menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama.” (Surat Kartini kepada Prof. Anton dan Nyonya, 4 Oktober 1902).

Kartini juga berkorespondensi dengan Rosa Abendanon sejak tahun 1899 hingga 1904. Kemudian  Abendanon menerbitkan surat-surat Kartini dalam bentuk sebuah buku dengan judul Bahasa Belanda, Door Duistrnis tot Licht. Armijn Pane  menerjemahkan dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang, Continue reading “Daiyah Itu Bernama Kartini”

Advertisement