Entrepreneurship

Tokek Dalam Tempurung


Ada satu statemen, yang sebenarnya sebuah plesetan dari sebuah peribahasa yang cukup populer, bagai katak di dalam tempurung. Menurut wikiquote di artikan dengan 1) seseorang yang wawasannya kurang luas, bodoh, picik. 2) orang seperti ini penglihatannya tidak luas, luasnya bagaikan luas tempurung. Dengan istilah lain bahwa, orang tersebut memang tidak memiliki kemampuan, kecakapan, ketrampilan apalagi ilmu pengetahuan, kecuali hanya terbatas dalam lingkungan yang meliputinya, kelompoknya, komunitasnya dan lain sebagainya.

Ketika dalam komunitasnya/kelompoknya/lungkungannya, bagaikan katak, dia bersuara nyaring bahkan bisa jadi intensitasnya lebih banyak. Apalagi jika pas dengan habitat yang memang disukainya. Misal mendapatkan air/hujan, maka dia akan bersuara lantang. Meskipun lagi-lagi suaranya tidak mampu menembus tempurung tersebut. Hal ini lagi-lagi semakin memperjelas identitasnya, bahwa ada keterbatasan disitu.

Biasanya, orang-orang dengan tipe keterbatasan wasasan ini, akan menilai pihak lain, berdasarkan apa yang dipahami saja. Sehingga akan mudah untuk menjudge siapapun juga dengan parameter yang diyakini kebenarannya. Mereka tidak mampu melihat dari sudut pandang lain. Dan ini akan membentuk karakter. Rerata mereka yang berada dalam situasi ini tidak open mind. Wawasannya sempit, sesempit tempurung. Dan pada saat bersamaan biasanya juga miskin diksi. Fakir referensi. Dan memang tidak memiliki literasi yang memadai, untuk mendukung pendapat dan gagasannya. Akibatknya, akan berfikir dan bersumbu pendek. Reaktif. Merasa benar sendiri. Pake kata mata kuca dan seterusnya.

Padahal jika mereka mampu meningkatkan literasinya, maka pengetahuan yang didapatkan akan dapat menembus batas, dan memecah tempurung yang mengungkungnya. Sehingga dia mampu untuk berdiskusi, berdialog, bahkam mempengaruhi pihak lain. Dengan catatan, saat terkurung didalam tempurung tersebut, ada proses perbaikan diri, sebagaimana pemuda yang terjebak dalam Ashabul Kahfi. Maka ketika keluar, menjadi magnet bagi komunitas di sekitarnya.

Sebulan sebelum dipanggil menghadap Allah SWT, Allahuyarham Dr. Abdul Mannan, menyampaikan sebuah statemen yang lucu tetapi menggugah. Beliau menyampaikan jangan seperti tokek dalam tempurung!. Saya langsung ngakak mendengar itu. Tetapi secara filosofis beliau menjelaskan. Jika katak dalam tempurung, masih bisa bersuara dengan intensitas yang sering, demikian juga bisa diikuti oleh komunitas katak lainnya. Akan tetapi, kalo tokek, bersuaranya tidak sering. Dan saat berbunyi bisa dihitung berapa kali bunyinya. Demikian halnya, tidak diikuti oleh komunitas tokek disekitarnya.

Selanjutnya, mengapa beliau mengambil tamsil dari peribahasa itu. Sebab kebanyakan umat muslim dewasa ini, mengalami ketrekungkungan, sebagaimana tokek dalam tempurung tadi. Hanya nyaring bersuara sesekali, di komunitasnya. Akan tetapi tidak mampu mempengaru anggota komunitas itu, apalagi mempengaruhi lingkungan disekitarnya. Sehingga dakwah Islam ini, tidak mampu menembus dinding dan sekat-sekat yang membatasi dirinya sendiri. Ini akibat mindset yang terbangun selama ini, dan kemudian menjadi suluk, menjadi habit bagi mayoritas umat Islam.

Akan tetapi, jika dengan literasi keagamaan yang memadai, selanjutnya ditambah dengan membaca berbagai literatur baik yang salaf maupun yang khalaf. Baik yang tradisional maupun yang modern, lalu didakwahkan dan dikpmunikasikan kepada publik dengan baik, maka Islam akan diterima oleh berbagai pihak. Sehingga Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin itu bukan hanya sebagai slogan, akan tetapi nyata dalam kehidupan sehari hari. Dan itu hanya bisa dilakukan oleh orang-oramg yang merdeka, yang open mind.

Selanjutnya mampu menegakkan Peradaban Islam yang agung. Karena al-Islamu ya’lu wala yu’la ‘alaihi. Bahwa Islam itu tinggi dan tidak yang lebih tinggi.
Wallahu a’lam

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.