Islam, Kronik, Peradaban, Politik.

Syahidnya ABK KRI Nenggala-402


Do’a terus mengalir dari berbagai pihak setelah dikabarkan KRI Nenggala 402 dinyatakan hilang kontak setelah 46 menit mohon ijin untuk menyelam pada jam 03.00 WITA. Selanjutnya, mulai pukul 03.46 sudah tidak bisa dihubungi lagi. KRI Nanggala ini, rencananya akan melakukan latihan uji rudal di perairan Bali, dan diperkirakan hilang di perairan sekitar 60 mil atau sekitar 95 kilometer dari utara Pulau Bali.

Kapal tersebut dibuat oleh pabrikan Howaldtswerke, Kiel, Jerman tahun 1979 tipe U-209/1300 dan memiliki berat 1.395 ton, dimensi 59,5 meter x 6,3 meter x 5,5 meter. Kapal ini merupakan salah satu kapal selam yang resmi menjadi bagian dari alat utama sistem pertahanan (alutsista) Indonesia pada 1981.

Kecepatan kapal selam ini pun tak diragukan. Kapal KRI Nanggala-402 diketahui dapat melaju dengan kecepatan lebih kurang 25 knot, dengan mengandalkan mesin diesel elektrik. Knot adalah satuan kecepatan yang sama dengan satu mil laut (1,852 km) per jam. Jadi kalo 25 knot sama dengan 46,3 km/jam. Pada saat melakukan operasi ini, kapal selam ini membawa 53 orang yang terdiri dari 49 Anak Buah Kapal (ABK), seorang komandan satuan, dan tiga personel senjata. Kapal selam ini dijuluki sebagai monster bawah laut.

Nama ‘Nanggala’ yang disematkan dari kapal KRI Nanggala-402 tersebut diambil dari salah satu senjata dari prabu Baladewa, salah satu tokoh dalam pewayangan. Sedangkan arti nomer kapal 402 adalah menunjukkan bahwa pada nomor lambung yang diawali angka empat merupakan jenis kapal selam. Sebagaimana awalan 3(tiga) sebagai kapal perang, awalan nomer 5 (lima) sebagai kapal logistik dlsb.

Setalah 72 jam dilakukan pencarian, maka keberadaan KRI Nenggala dinyatakan subsunk. Sebuah isyarat yang menyatakan kapal hilang dan sudah ditemukan barang bukti. Selain kpasitas oksigen yang 72 jam, juka ada bukti tumpahan minyak dlsb. Sebenarnya tahap awal adalah sublook, yakni aksi yang dilaksakan jika kapal selam hilang kontak dan diduga mengalami permasalahan. Setelah tiga jam pencarian, prosedur berganti menjadi submiss, yakni status kapal selam hilang setelah tiga jam pencarian awal tak membuahkan hasil. Dan akhirnya tahap akhira dalah, subsunk tersebut.

Sebuah Pelajaran

Sebenarnya kasus tenggelamnya kapal selam, serta jatuhnya pesawat militer sudah sering terjadi di Indonesia. Salah satu hipotesanya karena, rerata alusista negeri ini sudah cukup tua. Bahkan, sebelum KRI Nenggala 402 ini hilang, ternyata pada 14 Juli 2020, KRI Teluk Jakarta  -541, juga tenggelam di perairan Masalembu – Jawa Timur. Demikian juga dengan Pesawat tempur Hawk 209 milik TNI AU jatuh di dekat Kampar, Riau, jatuh tanggal 16 Juni 2020. Helikopter MI-17 HA5141 milik TNI AD jatuh saat latihan terbang di Kendal, Jawa Tengah. Empat orang anggota TNI AD meninggal dunia, tanggal 6 Juni 2020, dst.

Mengapa hal itu terjadi? Padahal menurut https://www.globalfirepower.com/countries-listing.php, 2021 Military Strength Ranking, pada tahun 2021 ini, kekuatan militer Indonesia, menempati peringkat ke-16 dunia. Sebuah kekuatan yang memang cukup diperhitungkan, oleh negara lain. Akan tetapi ternyata banyak alusistanya yang sudah tua, dan butuh peremajaan lagi. Sebagai contoh KRI Nenggala -402 ini sudah berusia 40 tahun sejak diterima di Indonesia. Dan 42 tahun sejak dibuat. Sebuah umur yang tua untuk perlengkapan militer. Sehingga, jika terjadi situasi perang saat ini misalnya, maka akan habis dan kalah serta takluk dengan lawan yang memiliki peralatan yang lebih canggih, modern dan terus di upgrade dan di update.

Banyak yang mendo’akan

Namun saya melihat ada kekuatan lain, sehingga militer kita masih kuat. Yaitu kekuatan Ibadah. Setalah dinyatakan tenggelam, maka di media sosial ramai meng-share gambar terkait dengan kegiatan sholat berjama’ah yang dilakukan oleh ABK di atas geladak KRI Nenggala 402 itu. Dari situ kemudian banyak sekali meme yang dibuat, dengan do’a yang  terus mengalir dengan tulus dari rakyat, kepada para penjaga kedaulatan bangs ini. Jelas ini sebuah penghargaan dan penghormatan melihat tingkat religiusitas, dan bisa jadi keimanan dan ketaqwaan dari ABK KRI Nenggala ini cukup tinggi. Fair enough.

Salah satu yang bisa dijadikan teladan adalah dari Kopda MES Khairul Faizin. Beliau menyekolahkan 2 (dua) putranya di TK/PAUD Yaa Bunayya Pesantren Hidayatullah Bojonegoro. Sebuah upaya agar sejak awal anaknya mendapatkan celupan keislaman dan keimanan, dengan menyekolahkan di sekolah Islam. Hal ini merupakansebuah tanggung jawab sebagai seorang Imam keluarga. Karena beliau sadar tidak bisa setiap hari membersamai anak-anaknya, disebabkan menjalankan tugas negara. Pak Khoirul Faizin meskipun seorang prajurit,  bukan pribadi yang hanya memikirkan diri dan keluarganya saja. Suatu ketika seluruh anak-anak PAUD Yaa Bunayya  diantarnya ke Pangkalan Militer Angkatan Laut yang ada di kawasan Tanjung Perak Surabaya. Dengan mengenalkan jenis-jenis kapal perang kepada anak-anak itu. Dan banyak lagi cerita di luar aktifitas sebagai prajurit, oleh ABK KRI Nenggala ini.

Akhirnya, kita harus meyakini, bahwa semua yang terjadi di dunia ini, sudah ditakdirkan Allah SWT. Ajal pasti datang tepat waktu. Tidak bisa dimajukan atau dimiundurkan. Tentu dalam hal ini, “beruntung” bagi mereka yang meninggal di bulan Ramadhan, apalagi dalam keadaan tenggelam. Apalagi jika dalam keadaan beriman kepada Allah SWT, Insya Allah akan mati syahid. Hal ini ditegaskan oleh sebuah sabda Rasulullah SAW, yang diriwatakan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,

الشُّهَدَاءُ خَمْسَةٌ الْمَطْعُونُ وَالْمَبْطُونُ وَالْغَرِقُ وَصَاحِبُ الْهَدْمِ وَالشَّهِيدُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ

“Orang yang mati syahid ada lima, yakni orang yang mati karena tho’un (wabah), orang yang mati karena menderita sakit perut, orang yang mati tenggelam, orang yang mati karena tertimpa reruntuhan dan orang yang mati syahid di jalan Allah.” (HR. Bukhari, no. 2829 dan Muslim, no. 1914).

Menurut Ibnu Hajar rahimahullah, membagi mati syahid menjadi dua macam: Pertama, Syahid dunia adalah mati ketika di medan perang karena menghadap musuh di depan. Kedua, Syahid akhirat, yaitu seperti yang disebutkan dalam hadits di atas (yang mati tenggelam dan semacamnya, pen.). Mereka akan mendapatkan pahala sejenis seperti yang mati syahid. Namun untuk hukum di dunia (seperti tidak dimandikan, kecuai tidak ditemukan/hilang pen.) tidak berlaku bagi syahid jenis ini. (Fath Al-Bari, 6; 44)

Semoga ABK KRI Nenggala-402, selain dicatat sebagai pahlawan Kusuma bangsa karena sedang menjalankan tugas negara, juga bagi yang muslim, dicatat Syahid di jalan-Nya. Dan keluarga yang ditinggalkan tabah dan selalu dalam bimbingan dan ma’unah Allah SWT.  Allahumaghfirlahum warhamhum waafihi wa’fuanhum. Wallahu A’lam.

Advertisement

1 thought on “Syahidnya ABK KRI Nenggala-402”

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.