Ramadhan ke-4
Beberapa hari ini, kabar baik berhembus dari Vietnam. Negara Indo China itu telah mengumumkan akan digulirkannya kembali kompetisi sepakbola di negaranya, pada pertengahan mei nanti. Kehidupan kembali normal. Karantina dan Isolasi telah berakhir. Di saat yang besamaan, hampir semua negara di dunia, masih sibuk berhadapan dengan Covid-19, seolah menjadi paradox. Bahkan musuh besarnya, negaranya Rambo, yaitu Amerika Serikat, hinga hari ini hampir 1 (satu) juta rakyatnya terinfeksi COVID-19. Sedangkan yang mati, sudah lebih dari 50 ribu jiwa. Demikain juga dengan Indonesia. Prediksi dari http://www.sutd.edu.sg/ (Singapore University Technology and Design) diperkirakan tanggal 6 Juni baru selesai. Prediksi ini terus berubah. Tergantung penembahan data yang masuk setiap hari.
Sementara Vietnam Negara dengan penduduk lebih dari 96 juta jiwa itu, sampai hari ini, Senin 27 April 2020, hanya 270 orang yang terinfeksi corona, dan lebih dari 250 orang yang sembuh total, sisanya masih dalam perawatan. Sementara angka kematiannya adalah 0, alias tidak ada satupun yang meningeal dunia. Dan beberapa hari kebelakang ini, terhitung sejak 18 April sudah tidak ada lagi pertumbuhan Covid-19 disana.
Vietnam tidak main-main. Pemerintahannya sangat serius menghadapi virus jahat ini. Pada 23 Januari 2020, pemerinntah mengumumkan pertama kali kasus COVID-19. Ada 2 kasus. Yaitu seorang Ayah dari Wuhan yang sedang menjenguk anaknya yang sedang sekolah di Vietnam. Dua orang ini yang awal mulanya terdeteksi. Keesokan harinya, pemerintah langsung mengaktifkan Pusat Pencegahan Endemi Darurat. Sekaligus melarang penerbagngan dari dan ke Wuhan. (bukan malah mengundang datang untuk menjadi turis). Diikuti dengan deklarasi oleh Perdana Menteri, bahwa negara perang terhadap COVID-19. Melarang penerbangan dari dan ke China, menutup seluruh sekolah, mewajibkan semua rakyat pakai masker jika keluar rumah dan menghukum berat bagi penimbun dan pencari keuntungan dari berjualan masker dan hand sanitizer, dll. Grand Prix Formula 1, yang akan dilaksakan bulan Maret, saat itu langsung ditunda. Semua kebijakan itu disampaikan dengan jelas, tegas, transparan dan terukur.
Demikian juga kebijakan semua Rumah Sakit disiapkan dengan baik. Semua siaga satu. Tetap dijaga kapasitas dan pelayanannya. Semua perlengkapan Rumah Sakit dan tenaga medis diberi perlengkapan yang lengkap dan memadai. Sehingga menciptakan kenyamanan tenaga medis yang bekerja, sekaligus melahirkan ketenangan bagi warganya. Tidak ribut soal langka/tidak adanya APD di RS. Bahkan tidak ada gerakan minta sumbangan APD dlsb.
Negara juga meluncurkan aplikasi yang bisa di unduh di google play store. Untuk warga Vietnam dan warga Negara asing yang masih tinggal di Vietnam. Karena huruf dan bahasanya berbeda. Berisi panduan diri serta self detection terhadap dirinya sendiri. Dan kemudian mengirim informasi deklarasi diri itu untuk memperbarui kondisinya sebagai penelusuran kesehatan (Health Tracking) ke apps yang terhubung ke data base kesehatan Vietnam Social Security. Vietnam merupakan salah satu Negara di Asean yang engineer IT-nya cukup handal, sehingga mudah untuk mendevelopt apps seperti itu dengan cepat. Selain itu, warganya juga cukup melek IT (lebih dari 60% nya adalah facebookers). Sehingga dari apps ini, setiap warga yang terdeteksi dan deklarasi, langsung isolasi.
Vietnam Military University bekerjasama dengan Viet A Corporation, malah bisa memproduksi alat test home madeuntuk mengetest waganya. Bahkan sampai ekspor ke beberapa Negara diantaranya ; Ukraina, Prancis, Italia, Kamboja, Nigeria, Polandia, Astralia, Jerman, Turki, dll. Pantas kemudian hingga saat ini, Vietnam sudah mekaukan rapid test kepada 212.965 warganya. Bandingkan dengan Indonesia yang baru mengetes 72.099 warganya.
Secara resmi, mereka juga mengisolasi warganya sejak tanggal 31 Maret hingga 15 April kemarin. Seluruh warga hanya boleh keluar rumahuntuk kebutuhan makan, pengobatan dan pekerjaan penting yang disetujui pemerintah. Selebihnya harus stay at home. Termasuk isolasi sebelumnya yang dilakukan terhadap anggota Jama’ah Tabligh Vietnam yang baru balik dari ijtima’ di Petaling Jaya Malaysia. Langsung 14 hari isolasi.
Dilarang ada kerumunan masa. Awalnya dibatasi maksimal 20 orang. Saat karantina itu, diperkecil jadi 2 orang. Trasportasi public antar propinsi ditutup. Tidak perlu bikin status PSBB dulu, tetapi ini menjadi kebijakan nasional. Keculai hanya untuk kepentingan angkutan logistik. Hal yang sama juga untuk transportasi dalam kota. Semua warga juga diwajibkan memakai masker, disaat keluar rumah/bepergian.
Vietnam, dalam perang melawan COVID-19 ini sangat efektif dan efisien, dengan low cost and limited resources. Melalui kepemimpinan yang tegas, gigih dan serius, serta koordinasi yang baik antar instansi pemerintah. Negeri dengan Perkapita USD 2.760 itu, mampu mengatasi wabah COVID-19 dengan cepat. Disamping itu, semua rakyat juga mematuhi keputusan pemerintah. Karena memang keputusan yang diambil, juga terbukti dan dirasakan berpihak kepada rakyat. Mereka belajar dari wabah SARS beberapa tahun lalu. Dari lesson learned itu, mereka lebih sigap dalam menghadapi pandemi saat ini. Saya tidak tahu apakah ini ada kaitannya dengan ideologi negaranya yang Unitary Marxist-Leninist itu.
Bisakah Indonesia meniru Vietnam, untuk segera selesai dari COVID-19 ?
In Syaa Allah bisa. Kuncinya adalah kebijakan pemerintah yang tegas, jelas, koordinatif, terarah dan terukur. Anggaran yang akan dikeluarkan cutup besar. Bahkan jauh lebih besar dari Vietnam. Hal ini perlu pembuktian, jika tidak, akan terjadi sebaliknya, yaitu mengarah ke public distrust. Selain itu juga mesti adanya ketaatan dan partisipasi rakyat. Banyak hal yang bisa kita lakukan, sebagai urang beriman. Mumpung ramadhan baru memasuki hari ke-4. Disaat do’a-do’a orang yang berpuasa makbul. Maka sebagai shoimin, mari kita panjatkan do’a-do’a terbaik kita, untuk negeri ini, dunia dan umat Islam. Agar COVID-19 segera pergi. Dan Allah SWT, segera membalikkan keadaan dan prediksi yang ada selama ini. Sehingga Kita bisa lebih cepat beribadah dengan tenang ke Masjid, i’tikaf dan nantinya Sholat Ied. Wallahu a’lam.