Resolusi Palembang

Even 3 hari di Palembang itu di prakarsai oleh Pusat Inkubasi Bisnis Syariah MUI (Pinbas MUI). Hadir perwakilan MUI dari 34 Propinsi, Ormas Islam, Perguruan Tinggi dan Pesantren-Pesantren besar se Indonesia, serta utusan dari berbagai Institusi. Tidak kurang dari 250 peserta hadir di Hotel Ultima Horison Palembang. Kota ini sedang berbenah, untuk persiapan pelaksanaan Asian Games 18.8.2018, sebuah perhelatan akbar olahraga se benua Asia ini. Pembangunan LRT (Light Rail Transit) hampir selesai. Kelihatan kerjanya dikebut, lembur siang-malam. Diberbagai sudut kota, taman kota tertata dengan apik dan rapi. Markot Asian Games, taman-taman itu. Demikian juga trotoar tertata rapi. Tempat duduk disediakan disepanjang jalan. Sudah hampir menyerupai kota-kota modern. Wajah kota benar-benar sedang di poles. Sayang, diberbagai tempat yang saya lewati, sampah masih berserakan dimana-mana, belum terkelola dengan baik. Atau bisa jadi, kesadaran rakyat akan kebersihan belum menjadi habits.

Saat pembukaan pada Rabu14/2 di hadiri oleh Prof. Dr. KH Ma’ruf Amin selaku Ketum MUI, Dr. Darmin Nasution (Menko Perekonomian), Alex Noerdin (Gubernur Sumsel), Kapolda dan beberapa pejabat di Sumsel. Dalam Sabutannya, Ketum MUI menyampaikan bahwa MUI saat ini mendorong pertumbuhan ekonomi Islam. Sehingga menjadi Arus Baru Ekonomi Indonesia, melalui redistribusi aset dan kemitraan. Demikian juga Menko Perekonomian, beliau menyampaikan bahwa pemerintah juga terus mendorong terjadinya pemerataan pembangunan, dan umat Islam meski berperan di sini. UMKMK mesti mendapatkan perhatian khusus. Dan pelaku UMKMK adalah umat Islam. Sehingga menggembangkan UMKMK, berarti mengembangkan ekonomi umat juga. Dan pemerintah juga mengeluarkan banyak regulasi, yang sesungguhnya memihak ke-ummat, dst, khas bagaimana jika birokrat memberikan sambutan.

Pemateri yang ditampilkan cukup beragam, dari kalangan Konglomerat (Grup Mayora dan Sudamek dari Garuda Food), Birokrat (kementrian Kehutanan dan Kementrian Koperasi dan UMKMK), Profesional (BRI Syariah, Bank SumselBabel  Syariah) dan Akademisi (IPB, UGM dan Unsri). Semua naralumber dengan antusias, berbagi ilmu, pengalaman dan tip kapad para peserta. Semuanya hampir menyuarakan suara yang sama. Umat Islam harus mampu memainkan peran secara ekonomi di negeri ini. Keadilan ekonomi harus ditegakkan. Kesenjangan ekonomi mesti diperkecil. Meski indeks Gini pada kisaran 0,393, dan berdasar kriteria, masih berada di Zona hijau. bahkan lebih baik dari India, China, Thailand, dlsb. Tetapi di negara itu, yang kaya dan yang miskin secara etnis dan agama sama, sementara di Indonesia tidak, meski bukan krisis tapi ini kritis dalam konteks persatuan Bangsa. Demikian tegas Dr. Lukman Syaifuddin, Ketua Bidang Ekonomi MUI Pusat, dalam sambutan saat jamuan makan malam di Rumah Dinas Wali kota Palembang.

Secara khusus Pusat Inkubasi Bisnis Syariah Majelis Ulama Indonesia (Pinbas MUI), berusaha memfasilitasi UKMK untuk tumbuh, maju dan berkembang sehingga memberikan kontribusi riil bagi perekonomian Indonesia. Olehnya Pinbas MUI, mendukung keputusan Kongres Ekonomi Umat 2017 dengan tema Arus Baru Ekonomi Indonesia yang telah melahirkan berbagai keputusan penting terkait dengan penguatan peran Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK) berbasis syariah. Kongres saat itu juga mengamanatkan program Redistribusi dan Kemitraan antara UMKMK dan usaha besar serta terlaksananya program Vocational dengan sasaran : 1) Menggerakkan UMKMK menjadi pelaku usaha utama dalam perekonomian nasional; 2) mewujudkan mitra sejajar Usaha Besar dengan UMKMK dalam sistem produksi dan pasar tetintegrasi; dan 3) pengarusutamaan ekonomi syariah dalam perekonomian nasional.

Dalam Rakernas ini setalah melalui diskusi dan pembahasan yang cukup alot dan hangat, maka menghasilkan beberapa program kerja, rekomendasi dan kemudian lahir sebuah komitmen bersama yang di namakan dengan Resolusi Palembang, dengan konten sebagai berikut :

Pertama, Menggerakkan seluruh potensi ekonomi umat untuk mewujudkan Arus Baru Ekonomi Indonesia (ABEI) hasil Kongres Ekonomi Umat 2017 guna tercapainya kesejahteraan umat dalam tatana sistem perekonomian yang adil, merata, dan mandiri

Kedua, menjadikan PINBAS MUI sebagai motor penggerak kebangkitan ekonomi umat

Ketiga, mendorong pelaksanaan Redistribusi Aset dan Opttimalisasi Sumber Daya Alam untuk penguatan ekonomi umat yang produktif, efisien, berdaya saing tinggi dan berkelanjutan

Keempat, Menjalankan secara insentif Program Kemitraan Sejajar model MISETI (Mitra Segi Tiga) yaitu : Memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK) menjadi soko guru perekonomian nasional; Mengajak pemerintah untuk menyusun regulasi yang berpihak pada UMKMK; Merangkul pengusaha besar untuk bermitra dengan UMKMK dengan prinsip keadilan, kesetaraan dan kepercayaan saling menguntungkan

Kelima, meningkatkan kapasitas SDM (Sumber Daya Manusia) melalui Program Vokasional berbasis teknologi, inovasi dan kewirausahaan yang tepat sasaran supaya tercipta SDM yang berkompetendan berkualitas

Sebagai salah satu peserta yang hadir dan terlibat dalam berbagai sesi dan diskusi dalam Rakernas itu, saya melihat semangat untuk menjadikan umat menguasai perekonomian ini cukup tinggi. Dan ini, terlihat dari antusiasme dari peserta dan juga pembicara. Namun beberapa catatan saya adalah utusan dari berbagai daerah yang mewakili MUI, banyak didatangi oleh tokoh-tokoh senior. Jadi kurang memperhatikan dinamika yang terjadi jaman now. Bisa jadi cita-cita yang demikian mulia ini, bisa jadi tidak bisa terlaksana karena minim eksekutor. Maka, dari berbagai pihak mewanti-wanti, agar yang menjadi ekskutif di PINBAS MUI ini di ambil dari generasi muda yang profesional. Sehingga, semangat anak muda, bisa dikawal oleh senior. Baik dari sisi syariah, maupun dari aspek kehati-hatian. Wallahu a’lam