Dua hari lalu, tepatnya tanggal 18-19 Desember 2012, Totalindo mempunyai hajatan tahunan, yaitu annual business plan, yang dilaksanakan di Hotel Kaisar – Jakarta. Dimana seperti biasanya, acara seperti ini melibatkan seluruh karyawan dari level atas sampai ke bawah. Tidak terkecuali semua diberi kesempatan yang sama untuk berkontribusi disana. Kegiatan ini dimulai dengen mereview capaian tahun 2012, dan atas dasar itu kemudian dijadikan baseline untuk menyusun planning tahun 2013.
Meskipun secara umum capaian revenue tahun 2012 masih belum menggembirakan, akan tetapi trend nya menunjukkan kenaikkan. Dalam hitungan yang saya buat, kenaikannya masih mengikuti pola deret hitung, alias linear saja. Padahal, saya berharap –dan ini sudah menjadi tekad- bahwa ada kenaikan yang mengikuti pola deret ukur, sehingga melahirkan trends pertumbuhan yang eksponensial. Memang harus di akui banyak kendala internal dan eksternal yang kemudian memaksa, target yang telah di canangkan untuk tahun 2012 itu meleset. Tetapi saya melihat banyak pelajaran yang bisa diambil dari tidak tercapainya target di tahun 2012 itu, untuk kemudian dijadikan bahan menyusun planning tahun 2013, bahkan lebih jauh dari itu, menjadikan motivasi untuk tahun depan.
Ini memang tidak mudah, apalagi sebagaimana di jelaskan di atas, pijakannya di tahun 2012, secara revenue kenaikannya tidak terlalu fantastis, akan tetapi ada beberapa hal yang bisa memperkokoh pijakan untuk melakukan quantum leaps pada tahun 2013. Yaitu berupa kekuatan pada manajemen, internal business process, partnership dan kesiapan human resources baik dari sisi kuantitas, kualitas dan kapabilitasnya. Menengok itu semua, tidak alasan untuk tidak optimis di tahun depan, dan justru ini sejatinya yang menjadi modal utama, untuk meraih prestasi terbaik di tahun depan.
Berangkat dari itulah kemudian di canangkannya Totalindo’s Great Commitment 2013. Yang secara spesifik dari sisi revenue, menyebutkan bahwa target revenue-nya 7 (tujuh) juta dollar US. Target itu bisa dianggap besar ataupun kecil, sangat relatif, tergantung dari siapa dan dari sudut pandang mana orang melihat. Akan tetapi bagi kami ini merupakan tantangan besar, oleh karenanya diperlukan komitmen itu. Dari www.webster-dictionary.net, difinisi dari commitment adalah The act of committing, or putting in charge, keeping, or trust; consignment; esp., the act of committing to prison. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, komitmen adalah perjanjian (ketrikatan) untuk melakukan sesuatu, atau bisa dikatakan sebuah kontrak. Sehingga dari pengertian tersebutt jika dikaitkan dengan perusahaan maka Wikipedia menulis : Komitment organisasi adalah sebagai suatu keadaan dimana seseorang karyawan memihak organisasi tertentu serta tujuan tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi tersebut. Menurut Stephen P. Robbins didefinisikan bahwa keterlibatan pekerjaaan yang tinggi berarti memihak pada pekerjaan tertentu seseorang individu, sementara komitmen organisasional yang tinggi berarti memihak organisasi yang merekrut individu tersebut.
Selanjutnya, banyak pakar psikologi, yang kemudian mendefisikan komitmen organisasi ini, semuanya berangkat dari cara pandang masing-masing periset itu. Akan tetapi dalam riset-riset tentang komitmen organisasional yang mencoba menganalisis karyawan-karyawan perusahaan yang dalam menjalankan aktivitas organisasi bersentuhan dengan teknologi informasi dan komunikasi seperti perusahaan telekomunikasi dan informasi, perbankan, pertambangan, pemasaran, konsultan perencanaan, otomotif, semi konduktor, dan bioteknologi, Cut Zurnali (2010) mendefinisikan masing-masing dimensi komitmen organisasional tersebut sebagai berikut:
- Komitmen afektif (affective commitment) adalah perasaaan cinta pada organisasi yang memunculkan kemauan untuk tetap tinggal dan membina hubungan sosial serta menghargai nilai hubungan dengan organisasi dikarenakan telah menjadi anggota organisasi.
- Komitmen kontinyu (continuance commitment) adalah perasaan berat untuk meninggalkan organisasi dikarenakan kebutuhan untuk bertahan dengan pertimbangan biaya apabila meninggalkan organisasi dan penghargaan yang berkenaan dengan partisipasi di dalam organisasi.
- Komitmen normatif (normative commitment) adalah perasaan yang mengharuskan untuk bertahan dalam organisasi dikarenakan kewajiban dan tanggung jawab terhadap organisasi yang didasari atas pertimbangan norma, nilai dan keyakinan karyawan.
Atas dasar kerangka itu semua itulah sejatinya Totalindo’s Great Commitment 2013 disusun. Dia tidak hadir disendirinya di ruang kosong pula. Tetapi hadir dari proses yang terus menerus terjadi. Internalisasi visi, misi dan value perusahaan yang tidak pernah berhenti. Dan kemudian melahirkan sebuah kesadaran yang insya Allah memiliki daya ledak yang luar biasa. Dan semuanya akan di wujudkan di tahun 2013.
Apakah planning yang sudah di tetapkan ini, kemudian secara otomatis akan terealisasi tahun 2013. Wallahu a’lam. Tidak ada jaminan. Akan tetapi, saya yakin dengan kerja keras, profesiionalitas, do’a dan ikhtiar yang dilakukan oleh semua Totalindoers, Insya Allah semuanya itu bukan sesuatu yang mustahil. Bismillah….