entrepreneur, technopreneur, Entrepreneurship, IT

#7….. 5F Untuk Mengembangkan Bisnis


Seringkali saya  menjumpai sesorang yang sudah cukup lama mengembangkan usahanya. Bahkan berkali-kali berganti jenis usaha, akan tetapi tidak pernah cocok. Semuanya kandas di tengah jalan. Ada yang bangkrut, bahkan meninggalkan setumpuk hutang. Padahal dia telah membaca puluhan buku tentang entrepreneurship dan kisah sukses pengusaha besar, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Bahkan beberapa trik dan tipnya sudah dipraktekkan. Disamping itu tidak jarang dia melihat dan mendengarkan radio bisnis, juga mengikuti seminar dan pelatihan yang diisi oleh motivator terbaik di negeri ini. Tetapi mengapa, lagi-lagi usahanya selalu tidak membuahkan hasil?

Berdasarkan pengalaman dan bacaan saya, ada cara sederhana yang mudah di ingat, dan kemudian dilakukan untuk mengembangkan bisnis kita. Mungkin ini juga sering disarankan oleh motivator atau di dapat dari buku-buku entrepreneur, dengan cara penyajian dan argumentasi yang berbeda-beda. Tetapi bagi saya, inilah beberapa cara yang saya pakai dalam menjalankan bisnis saya, sehingga masih survive sampai saat ini, yang tahun ini memasuki tahun ke-12. Meskipun dengan dinamika yang bermacam-macam, 5F ini saya pakai kerangka dalam memanage perusahaan.

  1. Fight Saya yakin sejatinya setiap pengusaha itu seorang pejuang, atau bahasa agamanya mujahid. Mereka senantiasa bertarung di garis terdepan. Sebagai seorang petarung tentu saja banyak halangan dan rintangan yang dihadapi. Demikian juga tentang perjalanan hidupnya, kadang di atas dan tidak jarang langsung jatuh ke jurang, sebagaimana yang digambarkan dalam kurva dead valley. Oleh karenanya seorang entrepreneur harus tetap menyalakan semangangat perjuangan ini. Dia harus fight sebagai seorang fighter. Dan seorang fighter tentu memiliki fighting spirit yang tinggi untuk memenangkan pertarungan, apapapun kendala dan rintangannya. Dia, tidak boleh menyerah dalam kondisi apapun juga. Saya pernah mengalami suasana dalam kondisi yang jatuh, bener-benar jatuh, dengan tumpukkan hutang yang menggunung. Meskipun sampai saat ini juga masih belum selesai semuanya, tetapi satu demi satu sudah bisa diselesaikan. Coba, jika saat intu saya lari dari tanggung jawab, maka bisa jadi tidak ada satupun yang pernah di selesaikan. Jadi kata kuncinya harus tetap fight, sebab hanya dengan semangat inilah yang akan membebaskan dari keterpurukan. Kawan saya di atas juga harus melakukan ini, jangan menyerah, tetap berjuang.
  2. Find Out Sebagaimana yang di alami oleh kawan di atas. Nampaknya dia tidak mengetahui apa yang menyebabkan dia gagal. Karena dia merasa apa yang dia lakukan, semuanya mempunyai referensi yang bisa di pertanggungjawabkan. Baik dari buku bacaan, mendengarkan radio dan melihat tv tentang motivasi bisnis, maupun mengikuti seminar kewirausahaan. Dia tidak sadar bahwa semua orang mempunyai cara suksesnya sendiri-sendiri. Kesuksesan seseorang itu, sangat tergantung dengan dimensi ruang dan waktu, ketika dia menemukan momonetum kesuksesan ini. Jadi kita harus tahu, apa sesungguhnya potensi yang ada pada diri kita, dan kemudian kapan kita bisa menciptakan momentum keberhasilan kita. Lagi-lagi proses ini tidak bisa hanya mengandalkan kepada bacaan ataupun logika kita. Tidak ada salahnya, bahkan bagi seorang muslim, seharusnya mengadukan masalah ini kepada sang pemberi solusi. Caranya bermacam-macam, baik melalui qiyamul lail (sholat tahajjud), sholat dhuha, shodaqoh dan lain sebagainya. Biasanya setelah melakukan itu, kita akan mendapatkan solusi dan jalan keluar, dengan cara yang mungkin tidak kita duga-duga. Saya pernah mengalami ini, dan dengan shodaqoh, ternyata ada jalan keluar, dari sesuatu yang tidak pernah saya fikirkan. Jadi harus ada keseimbangan antara kerja teknis, kerja otak dan kerja religius. Kita tidak bisa mendikotomikan ini, akan tetapi kita haris mensinergikan kerja semuanya itu. Nanti akan saya ceritakan di kesempatan lain.
  3. Follow UpSetelah mengetahui apa sebenarnya yang terjadi pada kita atau perusahaan kita, maka biar tidak hilang tanpa bekas, maka harus di follow up-i. Dalam menindaklanjuti setiap apa yang kita temukan, baik itu berupa masalah maupun menjual product dan services, maka harus dilakukan dengan cara yang benar. Follow -up yang benar, akan melalui proses yang baik dan benar. Proses yang baik akan mengikuti kaidah sebuah bagaimana urut-urutan proses sesuai dengan kaidah dalam common business. Sedangkan proses yang benar tentu saja akan memperhatikan beberapa variabel, yang memungkinkan sebuah proses berjalan dengan baik, dan ini tentu saja akan diukur dan dijalankan sesuai dengan kemampuan kita dan perusahaan kita. Pada akhirnya dari follow up, berupa proses yang baik dan benar itu akan menemukan hasil yang optimal.
  4. Focus Cerita kawan saya yang sering gonta-ganti jenis pekerjaan itu sesungguhnya menunjukkan bahwa dia tidak menekuni salah satu jenis pekerjaan sampai dia tahu betul, apa saja yang menyebabkan usahanya itu berhasil atau tidak. Dengan kata lain dia tidak fokus. Fokus itu bukan hanya berarti hanya melakukan satu jenis pekerjaan. Melainkan bagaimana kita bisa menyelesaikan pekerjaan pada waktu dam tingkat capaian yang telah ditentukan. Bisa saja dia hanya mengerjakan single tasking, akan tetapi tidak menutup kemungkinan dia menyelesaikan pekerjaan secara multi tasking. Jadi kata kuncinya adalah bagaimana pekerjaan-pekerjaan itu diselesaikan seacar tepat waktu, tepat cara dan tepat hasil. Menurut saya ini pemahaman fokus itu. Dengan demikian, jika kita ingin menyelesaikan pekerjaan secara fokus, artinya kita harus mengetahui secara baik dan benar, terhadap jenis pekerjaan yang akan kita kerjakan. Sekali lagi bisa dikerjakan seacar bersamaan, atau disesuaikan dengan menggunakan skala prioritas. Jika demikian adanya, maka kita tidak akan gonta-ganti jenis pekerjaan. Sebab kita tahu betul bagaimana cara menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan itu. Untuk melakukan multi tasking, tentu harus dilatih. Jika saat ini masih belum terbiasa melakukannya, maka saya sarankan untuk menjalankan fokus sebagaimana pemahaman banyak orang. Selesaikan (fokus) pada satu jenis pekerjaan sampai tuntas dan benar.
  5. FriendshipDalam menjalankan aktivitas bisnis, tidak mungkin kita bisa bekerja sendiri. Di kantorpun kita membutuhkan teman untuk menjalankan bisnis. Demikian juga ketika kita harus berhubungan dengan pihak lain. Menyadarai hal itu, maka friendship, atau dalam pemaknaan yang lebih luas bisa di artikan sebagai silaturrahim, mutlak diperlukan oleh entrepeneur. Dalam hadits nabi, silaturrahim dapat memperpanjang umur dan membuka pintu rezeki. Saya sering melakukan seilaturrahim baik dalam keadaan sepi order maupun sedang rame proyek, meskipun hanya sekedar say hello. Faktanya, saya sering mendapatan order atau paling tidak informasi pekerjaan dari orang-orang yang pernah saya kenal. Makanya persahabatan ini bisa dilakukan melalui teman sekolah/kuliah, teman sedaerah, teman main dan lain-lain. Tafsir lain dari friendship ini, juga bisa dimaknai dengan aktif terlibat di organisasi. Intinya, dengan silaturrahim maka janji Allah SWT lewat nabinya akan membuka pintu rezeki itu sebuah keniscayaan, dan tentu saja benar adanya.

Jika lima F tersebut di atas, bisa dijalankan, sekaligus sebagai pisau analisis terhadap permasalah kita atau perusahaan kita, maka Insya Allah pelan-pelan satu persatu akan ter-break down dan pada akhirnya terselesaikan dengan optimal. Selamat mencoba….. #7

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.