Kronik

Hidup adalah wang-sinawang


Bagi orang Jawa, kemungkinan besar tahu, atau minimal pernah mendengar terhadap istilah wang  sinawang. Saya  tidak tahu apakah terminologi wang sinawang ini juga dimiliki oleh etnik lain. Secara sederhana wang sinawang dapat diartikan sebagai cara memandang, melihat, menilai dan sekaligus menduga, bahwa kehidupan yang dilakoni oleh orang lain itu lebih enak, lebih indah, lebih nikmat dan lebih bahagia. Sedang memandang kehidupannya sendiri lebih sengsara, lebih susah, lebih menderita dan sebagainya. Meskipun bisa jadi secara kasat mata, dirinya lebih tajir, dibanding dengan yang dinilai.

Saya tidak tahu apakah ini merupakan salah satu bentuk atau cara menghargai dan menghormati terhadap orang lain, sekedar basa-basi atau pada titik tertentu sebenarnya adalah rasa minder atau inferior. Atau bisa juga itu sebuah upaya untuk merendahkan diri meningkatkan mutu. Terlepas apapun latar belakang terjadinya, yang jelas ada sisi positif dan negatifnya. Tergantung dari sudut mana kita melihatnya.

Peristiwa wang-sinawang ini, seringkali  terjadi ketika seseorang lama tidak ketemu sahabatnya, di dalam tempat dimana saja  dan waktu kapanpun juga. Bisa juga meskipun bukan sahabat, mereka melihat orang lain, yang dia lihat secara dhohirnya lebih beruntung dari dirinya. Dengan segala cara penilaian, sudut pandang, subyektifitas dan bumbu-bumbu penyedap laiannya. Bahkan ketika dua orang sahabat atau lebih, yang lama tidak ketemu, dan biasanya masing-masing mendapat informasi yang sepenggal-sepenggal terhadap temannya yang sudah lama terpisah itu, ketika mereka berjumpa kemudian saling memuji, sebagaimana penjelasan tentang wang-sinawang diatas. Dan yang di puji, merendahkan dirinya, ganti memuji kepada temannya yang memuji lagi.

Nah, kejadian seperti ini, sering saya alami ketika ketemu, tetangga, teman bermain, teman sekolah, sahabat, dan orang-orang yang pernah kenal dan terpisah dalam kurun waktu tertentu dan kemudian ketemu. Apakah ketemu lewat Facebook, Tweetter, atau pas Chatting. Tanpa ba-bi-bu, setelah basa-basi menyatakan kabar, langsung men-judge, dengan beribu-ribu pujian dan sanjungan, dan biasannya andalannya adalah,”Kata si A kamu sekarang jadi a , b, c, d., saya dapat info juga dari  si B kamu sekarang e,f,g,h dan seterusnya,” . Biasanya saya menjawab juga,”Kata si C kamu mendapat i,j, k l. Malah saya dapat info dari si D, kamu sekarang sudah x,y,z,” dan seterusnya. Jadi memang benar Hidup adalah wang sinawang.

Advertisement

1 thought on “Hidup adalah wang-sinawang”

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.