IT

IT Preneurship


Biasanya…. orang-orang IT Indonesia itu lebih seneng menggeluti dunianya dengan menjadi engineer. Mereka kebanyakan akan bangga jika dianggap lebih “hebat” dalam hal-hal teknis jika di banding yang lainnya. Salah satu parameter dari keahlian-nya/kepakaran dan keprofesionalan seseorang itu, jika telah mampu memegang certified professional tertentu. Akhirnya orang IT Indonesia pada berbondong-bondong ngejar certified-certified profesional, yang berderet-deret. Emang sih.. akan lebih kelihatan mentereng.  Dan bisa di pamerin,  nih lho gua… dengan sederet certified. Nah biasanya semakin pinter seseorang akan muncul semacam kesombongan intelektual (intellectual pride), yang menyebabkan cara memandang engineer lain dengan sebeleh mata. Siapa lu…, kecuali jika  sudah mendapat referensi dari kelompoknya. Inipun juga nggak menjamin tidak muncul adanya arogansi intelektual jika mereka kerja bareng 🙂

Emang dengan certified sederet akan membawa ke grade salary yang tentu lebih tinggi jika di banding dengan engineer biasa. Dengan embel-embel tersebut, juga akan mampu bekerja di world wide dan world class company, selain salary dan tunjangan yang tinggi, juga fasilitas yang luar biasa yang bias membikin ngiler. Akan tetapi… meskipun hebat sampai keliling di seluruh dunia setiap haripun –meminjam istilah Robert T. Kyosaki– tetap aja berada pada kuadran employee alias buruh atau paling banter self employee. Sehingga masih saja bekerja untuk uang…. dan disuruh-suruh orang alias tidak merdeka.b

Kondisi ini berbeda jika dibandingkan dengan orang-orang IT India. Mereka telah mampu membangkitkan ruh para engineer itu, dari kuadran pekerja, dengan suatu sikap yang saya istilahkan dengan IT Preneurship. Kemampuan dan kecanggihan otak enggineer mereka di dunia IT, tidak membatasai mereka hanya sekadar jadi employee semata . Tetapi dengan IT Preneurship tersebut, mereka tergerak untuk terjun menjadi entrepreneur IT yang sejati. Meskipun harus di mulai dengan berdarah-darah.

Memang perjalanan menjadi entrepreneur itu, adalah perjalanan yang terjal dan mendaki. Kadang menaiki bukit bahkan gunung yang terjal disaat lain harus terjun di lembah yang terjal dan dalam pula. Disisi lain memang engineer tidak perlu banyak memikirkan pendapatannya. Mereka berada dalam zona aman, meski masih dihatui juga dengan PHK dll. Seingga para enginner ini pendapatannya bisa di ukur secara linear. Sedangkan menjadi entrepeneur, di hadapkan dengan segala ketidak pastian, terutama dlam hal pendapatan. Akan tetapi dengan karakteristik tersebut, sesungguhnya entrepreneur pendapatannya itu bisa di capai secara exponensial.

Tentu saja ada kiat dan caranya menjadi entrepeneur di dunia IT ini. Nah inilah yang saya istilahkan dengan IT Preneurshitp itu. Bagaimana prinsip-prinsip IT Preneurship itu bisa berjalan, nanti kita ikuti edisi berikutnya (bersambung)

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.